Cerita Nenek Suharti Dikabari Anak Bakal Banjir, Pernah Ngungsi di Genteng

Cerita Nenek Suharti Dikabari Anak Bakal Banjir, Pernah Ngungsi di Genteng

Maulani Mulianingsih - detikNews
Rabu, 29 Jan 2025 13:32 WIB
Seorang nenek bernama Suharti (60) menceritakan pengalaman menghadapi banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025).
Nenek Suharti, warga Kebon Pala, menceritakan pengalaman menghadapi banjir. (Maulani Mulianingsih/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah wilayah di Jakarta terendam banjir, termasuk Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Salah satu warga lanjut usia (lansia) di Kebon Pala menceritakan pengalamannya menghadapi banjir yang terus berulang.

Seorang nenek bernama Suharti (60) sudah tidak lagi aktif mencari informasi dari internet terkait informasi banjir. Anak Suharti yang sudah tidak lagi tinggal bersama selalu memberitahukan jika Bendung Katulampa berada dalam status Siaga 1 atau 2.

"Dari HP, anak-anak pada ngomong, 'Mak, Mak, Mak, katanya Siaga 2, ini mau di sini apa nggak?'. Ini anak-anak pada punya rumah masing-masing. Kata Emak, nggak usah deh, udah sini aja," ujar Suharti saat ditemui di rumahnya, Kebon Pala, Kampung Melayu, Rabu (29/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang nenek bernama Suharti (60) menceritakan pengalaman menghadapi banjir di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025).Kondisi sekitar rumah Nenek Suharti (60) di Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025). (Maulani Mulianingsih/detikcom)

Saat informasi Pintu Air Katulampa Siaga 3, Suharti mengaku tidak mempersiapkan apa pun. Menurutnya, saat Siaga 3, air banjir masuk ke rumahnya sedikit saja.

Namun, jika informasi dari anaknya Siaga 2 atau 1, Suharti bersiap mengevakuasi barang-barang ke lantai 2 rumah. Tidak hanya itu, Suharti juga menyediakan makanan, bersiap banjir jika tidak kunjung surut.

ADVERTISEMENT

"Biasa saja. Kalau Siaga 3, emang nggak, Siaga 3 emang masuk sedikit doang. (barang-barang) nggak dinaikin. Kalau Siaga 2, Siaga 1, (barang-barang) masuk di atas," ujar Suharti.

"Satu makanan, nomor 1 makanan, nasi, beras, mi, minyak, naik-naikin ke atas, semua masak di atas. Ibu naikin ke atas, karena Bapak sudah tua, jadi nggak bisa buka-tutup, buka-tutup, naik ke atas aja. Kan ada balkon kecil-kecilan, bakal masak, bakal mandi di sini, kecilan," tambahnya.

Suharti sudah terbiasa menghadapi banjir. Sejak kecil ia tidak pernah mengungsi bila terjadi banjir. Nenek Suharti mengatakan banjir datang bukan karena hujan, melainkan kiriman air dari Bogor lewat Sungai Ciliwung.

"Dari kecil dulu sampai atas, sampai lantai 2, sampai setengah lemari, saya di genting. Nggak pernah ngungsi di mana-mana, saya di genting aja. Nggak pernah ngungsi. Dari anak masih kecil-kecil, saya di genting aja bikin tenda biru," ujar Suharti.

Lihat juga video: Banjir Landa Cianjur, Ratusan Rumah Terendam-Warga Ngungsi

[Gambas:Video 20detik]



(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads