Gus Dur Kritik 'Islam' di Peringatan Hari Lahir PMII

Gus Dur Kritik 'Islam' di Peringatan Hari Lahir PMII

- detikNews
Jumat, 27 Apr 2007 22:30 WIB
Jakarta - Bukan Gus Dur namanya kalau tidak mengeluarkan kritik pedas. Kali ini, saat membuka peringatan hari lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kyai yang bernama lengkap Abdurahman Wahid itu mengkritik kelompok yang memperjuangkan negara Islam.Itulah yang diungkapkan Ketua Dewan Syuro PKB itu saat membuka peringatan Hari Lahir PMII ke-47 di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, Jumat (27/4/2007) malam."Saya tidak suka yang 'Islam-Islam' itu. Ini Indonesia. NU menolak yang 'Islam-Islam' itu. Pada tahun 1934, NU telah mengeluarkan keputusan untuk menolak negara Islam," cetus mantan Presiden itu.Menurut Gus Dur, Islam dijalankan oleh masyarakat, bukan oleh pemerintah. "Jadi untuk shalat, untuk ibadah tidak perlu UU," kata Gus Dur yang kemudian disambut tertawa massa PMII dan NU yang memenuhi lokasi peringatan.Gus Dur juga mengungkapkan setiap tahunnya 900 ribu visa dikeluarkan pemerintah Arab Saudi bagi WNI untuk pergi haji. Namun, menurut Gus Dur, ternyata hanya 200 ribu saja yang kembali ke Indonesia benar-benar usai berhaji."Sisanya tetap korupsi, tetap tidak benar. Jadi ibadah kita selama ini ya sia-sia saja. Termasuk orang-orang PMII dan NU. Mereka kan juga banyak yang umroh dan haji ke sana. Jadi bagi saya, tidak perlu simbol-simbol Islam itu. Yang penting tujuannya," tandas Gus Dur.Peringatan hari lahir sayap mahasiswa NU ini juga dihadiri oleh berbagai politisi jebolan PMII. Terlihat hadir politisi PKB Ali Masykur Musa dan Muhaimin Iskandar.Selain diwarnai orasi-orasi dari mantan-mantan pemimpin PMII, acara peringatan juga diisi istighotsah dan zikir lebih dari 800 peserta. Kegiatan terakhir ini dipimpin Kyai kharismatik NU dari Bekasi, Kyai Junaidi Al Baghdadi. (aba/aba)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads