Bahlil Ungkit Konvensi Golkar: Yang Kalah 20 Tahun Kemudian Jadi Presiden

Bahlil Ungkit Konvensi Golkar: Yang Kalah 20 Tahun Kemudian Jadi Presiden

Dwi Rahmawati, Eva Safitri - detikNews
Kamis, 12 Des 2024 20:52 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia. (Dwi/detikcom)
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia. (Dwi/detikcom)
Jakarta -

Ketum Golkar Bahlil Lahadalia mengungkit konvensi Golkar tahun 2004 untuk menentukan capres yang bakal diusung partai berlogo pohon beringin. Bahlil mengungkit kekalahan Prabowo Subianto yang 20 tahun kemudian memenangi Pilpres 2024 lewat partai yang didirikannya, Gerindra.

Hal itu disampaikan Bahlil dalam pidatonya di Puncak HUT Golkar, di Sentul, Bogor, Kamis (12/12/2024). Bahlil menceritakan pada saat itu konvensi Golkar diikuti oleh Akbar Tandjung yang saat itu menjabat Ketum, kemudian Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Wiranto, dan Prabowo Subianto.

"Yang menang waktu itu adalah Pak Wiranto, namun dalam Pilpres belum Allah mengizinkan jadi presiden," kata Bahlil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi yang kalah konvensi 20 tahun kemudian langsung terpilih jadi presiden. Jadi memang di Golkar ini ya ketua umum itu belum tentu jadi presiden. Belum tentu," lanjut dia.

Bahlil menilai Golkar sebagai partai yang inklusif. Dia menyinggung Akbar Tandjung yang membuka kesempatan kader lain untuk berkompetisi lewat konvensi 2004.

ADVERTISEMENT

"Artinya apa, yang saya mau sampaikan bahwa Golkar sebagai partai yang betul-betul adaptif yang mau mengikuti perkembangan tentang sistem politik yang ada," ucapnya.

Bahlil juga cerita fase Golkar setelah konvensi 2004. Dia mengatakan sejumlah kader keluar dari partai dan mendirikan partai lain.

Dia menuturkan saat itu Wiranto mendirikan Hanura. Kemudian Prabowo mendirikan Gerindra dan Surya Paloh mendirikan NasDem.

Simak Video 'Prabowo-Gibran Hadiri HUT Partai Golkar di Sentul':

[Gambas:Video 20detik]

(idn/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads