Jepang Terbukti Perintahkan Wanita Jadi Budak Seks

Jepang Terbukti Perintahkan Wanita Jadi Budak Seks

- detikNews
Senin, 16 Apr 2007 15:19 WIB
Tokyo - Militer Jepang terbukti secara langsung memaksa wanita-wanita Asia, termasuk Indonesia, menjadi budak seks. Demikian menurut dokumen-dokumen dari persidangan para penjahat perang Jepang setelah Perang Dunia II.Seorang pakar sejarah Jepang mengaku telah menemukan dokumen tersebut. Padahal sebelumnya Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe menyatakan, tidak ada bukti militer Jepang secara langsung memaksa para wanita menjadi "wanita penghibur".Hirofumi Hayashi, profesor sejarah di Universitas Kanto Gakuin mengungkapkan, dirinya telah menemukan tujuh item saat melakukan pemeriksaan gudang besar berisi dokumen-dokumen yang diajukan selama "Persidangan Tokyo" pada 1946-1948 atas para penjahat perang.Sebuah dokumen yang ditulis para penuntut Belanda dan bertanggal 13 Maret 1946, mengutip kesaksian seorang pegawai sipil militer Jepang. Dikatakannya, perwira militer telah memaksa sejumlah wanita lokal di Borneo berdiri telanjang dan kemudian menampar wajah mereka."Kami menahan mereka atas perintah kepala perwira keamanan untuk mencari alasan memasukkan mereka ke rumah-rumah pelacuran," kata pegawai Jepang tersebut menurut Hayashi.Dokumen lainnya berisi pengakuan seorang letnan Jepang yang mengatakan, militer telah memaksa para wanita Indonesia menjadi budak seks."Dokumen tersebut menunjukkan, dia bersaksi bahwa militer memaksa gadis-gadis setempat masuk ke pelacuran," ujar Hayashi kepada kantor berita AFP, Senin (16/4/2007)."Dikatakan bahwa itu sebagai pembalasan bagi warga desa setempat yang menyerang pasukan Jepang," imbuh Hayashi. "Militer mebunuh 40 warga desa dan menjebloskan enam anak perempuan mereka ke pelacuran," tutur pakar sejarah Jepang itu.Menurut para ahli sejarah, sekitar 200 ribu wanita dipaksa melayani tentara Jepang di tempat-tempat pelacuran di seluruh Asia hingga berakhirnya Perang Dunia II.PM Abe bulan lalu menimbulkan kontroversi dengan mengatakan bahwa tidak ada dokumen yang memperlihatkan Jepang secara langsung menjadikan para wanita sebagai budak seks. (ita/sss)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads