Sidoarjo - Takut pipa gas milik Pertamina meledak seperti akhir November pada tahun 2006 lalu dan takut luapan lumpur terjadi, warga Desa Keboguyang Kecamatan Jabon yang berjarak 3 km dari pusat semburan lumpur melakukan aksi menolak mobil pengangkut gas maupun BBM milik Pertamina masuk ke desa mereka.Aksi ini dilakukan oleh warga karena warga menganggap sejak adanya pipa gas melintasi desa mereka, tidak ada kontribusi yang diberikan oleh perusahaan milik pemerintah tersebut."Sudah 14 tahun pipa gas milik Pertamina melintas desa kita. Tapi apa yang kita dapatkan. Tidak ada," kata Koordinator Aksi Warga Suharsono, kepada
detikcom, Sabtu (14/4/2007).Warga, kata Suharsono, meminta kepada Pertamina untuk peduli dengan warga desa. Warga menuntut Pertamina untuk memperbaiki jalan raya Desa Keboguyang. Warga sudah berulangkali berdialog dengan Pertamina.Namun menurutnya, sampai sekarang tidak realisasi dari Pertamina. Padahal ketika berdialog dengan warga, Pertamina, kata Suharsono, berjanji akan mengabulkan permintaan warga."Kita ingin Pertamina peduli dengan warga. Kalau pipa meledak, gimana nasib kita," ujarnya.Suharsono menambahkan, warga desa tidak ingin nasib mereka sama dengan nasib warga desa lainnya yang rumahnya tenggelam lumpur. Melihat penderitaan yang dialami oleh desa tetangganya, warga ketakutan hal sama juga menimpa mereka."Kita tidak ingin warga kita menderita. Kita ingin Pertamina memberi kita jaminan kesehatan dan jaminan jiwa," tandasnya.Ketika disinggung sampai kapan aksi blokade bagi mobil Pertamina mereka lakukan, ia mengatakan, sampai aksi mereka didengar oleh pihak Pertamina. Lebih lanjut ia mengatakan, selain pipa gas yang melintas desa mereka, di Keboguyang juga ada stasiun transmisi gas Pertamina. Dengan adanya pipa gas dan stasiun transmisi gas di wilayah ancaman kebocoran mengancam."Kita melarang truk Pertamina masuk ke desa kita," tegasnya.
(wln/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini