La Nina adalah fenomena iklim yang menyebabkan perubahan signifikan terhadap cuaca di wilayah Indonesia. Saat La Nina berlangsung, suhu permukaan laut di Samudera Pasifik menjadi lebih dingin, memengaruhi pola hujan dan membawa berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ada beberapa dampak positif dan negatif dari fenomena La Nina yang memengaruhi sejumlah sektor di wilayah Indonesia. Mulai dari sektor pangan, sektor air, dan sektor energi. Berikut ini penjelasannya:
Dampak Positif La Nina
Berikut ini beberapa dampak positif dari fenomena La Nina di sektor pangan, air, dan energi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sektor Pangan:
- Curah hujan yang lebih tinggi dapat meningkatkan ketersediaan air untuk irigasi, utamanya bagi lahan tadah hujan.
- Peningkatan ketersediaan air berpeluang meningkatkan produktivitas tanaman.
Sektor Air:
- Waduk, bendungan, dan embung terisi dengan lebih cepat, membantu menjaga cadangan air untuk masa kemarau.
- Peningkatan ketersediaan air bisa meningkatkan akses air bersih bagi masyarakat.
Sektor Energi:
- Pasokan air yang berlimpah menjamin pembangkit listrik tenaga air dapat beroperasi maksimal.
Dampak Negatif La Nina
Berikut ini beberapa dampak negatif dari fenomena La Nina di sektor pangan, air, dan energi:
Sektor Pangan:
- Berlimpahnya air hujan meningkatkan resiko banjir di lahan pertanian yang dapat memicu gagal panen.
- Tanaman rentan terserang penyakit yang berkembang di kondisi lembap.
Sektor Air:
- Surah hujan berlebih dapat mengakibatkan banjir di sekitar waduk atau bendungan yang meluap, serta menimbulkan erosi tanah.
- Banjir dan longsor bisa merusak infrastruktur ar serta sumber mata air bersih.
Sektor Energi:
- Banjir yang tidak terkendali bisa mengganggu operasional pembangkit listrik dan infrastruktur jaringan energi.
- Kelembapan tinggi juga dapat menyebabkan gangguan di fasilitas energi yang berada di dataran rendah.