Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto lagi-lagi memuji pemerintahan era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) karena program yang dijalankan sebelumnya membawa dampak baik saat ini. Prabowo mengatakan pujian itu bukan untuk membela secara personal.
Prabowo menyampaikan hal itu dalam sambutannya di pembukaan Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, NTT. Prabowo awalnya mengapresiasi bahwa keberhasilan pengendalian pangan saat ini akibat dari pemerintahan sebelumnya.
"Saudara-saudara, ternyata bernegara itu keyakinan saya dasarnya adalah beberapa hal yang fundamental. Yang pertama adalah kemampuan bangsa itu menghasilkan pangan. Karena itu, kita hormati apa yang dilakukan oleh pemerintah sebelum saya, semua pemerintah sebelum kita dari Presiden Sukarno selanjutnya punya jasa sampai kita berada di sini," kata Prabowo, Rabu (4/12/2024).
Prabowo lalu mengajak semua pihak menghormati Jokowi. Dia lantas mengatakan bukan berarti dirinya membela secara personal.
"Yuk, kita hormati pemerintah Pak Jokowi. Saya bukan membela-membela orang, terus terang aja. Untuk apa sekarang saya... apa itu istilah tentara ngolor, menjilat, ya kan? Bukan saya bela-bela Pak Jokowi karena person, tidak," ujarnya.
Prabowo menekankan apa yang diucapkan itu apa adanya. Prabowo mengatakan semua pemimpin pasti banyak kekurangan. Ia meminta agar tidak memfitnah atau menyerang satu sama lain.
"Saya mau katakan apa adanya. Kalau ada kekurangan, ada. Kita semua ada kekurangan. Semua pemimpin ada kekurangan. Jangan memfitnah, jangan menyerang, kita semua punya kekurangan. Mau buka-bukaan? Ya nggak enak," ucapnya.
Prabowo mengutip ajaran nenek moyang untuk saling menghormati. Tapi juga berani mengoreksi jika ada yang salah. Ia mengingatkan agar jangan saling dendam jika ada perbedaan.
"Kita diajarkan nenek moyang kita orang tua kita mikul duwur mendhem jeru. Orang tua hormati yang baik, kita sebagai yang muda berani juga ngoreksi, tapi ngoreksi-nya dengan cara yang baik, yang sopan, saya kira itu ajaran ustaz saya," ujarnya.
"Saya bukan orang yang terlalu baik agama saya, saya akui di depan Muhammadiyah, aku akui. Tapi saya ingat ajaran ustaz-ustaz saya, nggak boleh dendam, tidak boleh maki-maki. Iya kan, tidak boleh sakit hati, tidak boleh benci. Tuhan aja memaafkan, kok manusia meneruskan permusuhan," ujarnya.
Prabowo lalu bercerita saat dirinya dikalahkan Jokowi dalam dua kali pilpres. Bahkan orang-orang yang mengalahkannya dulu menjadi menterinya saat ini. Prabowo menyebut Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, yang dulu menjadi tim pemenangan Jokowi.
"Saya ini dikalahkan oleh Pak Jokowi dan menteri-menteri saya banyak yang ikut mengalahkan saya. Bener ya? Ayo ngaku tuh, ngaku. Siapa bendaharanya Pak Jokowi? Itu Trenggono itu. Ayo ngaku ini. Ini banyak ini menteri-menteri saya itu," ujarnya.
Meski begitu, Prabowo tidak mempersoalkan itu. Dia mengatakan saat ini waktunya untuk bekerja sama.
"Tapi sudah. Perbedaan itu biasa, persaingan itu biasa, Saudara-saudara. Tapi sesudah itu, ayo kerja sama, ayo. Nyatanya, saya tahu ini dalangnya Trenggono ini, tapi jadi wakil saya di Kementerian Pertahanan," ujarnya.
Simak juga video: Prabowo: Jangan Saya Dituduh Banyak Pilih Kader Muhammadiyah
(eva/dnu)