Pimpinan BKSAP DPR Dukung Amandemen IHR Antisipasi Potensi Pandemi

Gibran Maulana - detikNews
Selasa, 03 Des 2024 17:47 WIB
Pimpinan BKSAP DPR Ravindra Airlangga (dok. Istimewa)
Jakarta -

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Ravindra Airlangga, menegaskan dukungan amandemen Regulasi Kesehatan Internasional (IHR) untuk memperkuat kesiapan dan respons terhadap potensi pandemi di masa depan. Ravindra menyebutkan dukungan ini tecermin dari rampungnya UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023.

"Indonesia mendukung usulan amendemen di tahun 2024 terhadap IHR. Indonesia juga telah merampungkan UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 dan peraturan turunannya dapat memenuhi standar yang ditetapkan IHR," kata Ravindra dalam Regional Conference for Parliaments of the Asia-Pacific Region on Global Health Security di Bangkok, Senin (2/12), seperti dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (3/12/2024).

Legislator Partai Golkar ini menambahkan, keberhasilan negara-negara untuk merespons pandemi tidak bisa dilakukan dalam ruang hampa. Dia menyebut negara di Kawasan Asia Pasifik harus memiliki sistem pertahanan di bidang kesehatan untuk menghadapi potensi pandemi di masa depan melalui implementasi IHR.

Selain itu, Ravindra menyinggung pentingnya dana kesiapsiagaan pandemi bagi negara kawasan Asia-Pasifik. "Dana kesiapsiagaan pandemi di kawasan juga bisa diperhatikan," ujar Ravindra.

Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan ini menyebutkan Indonesia dan negara di Asia-Pasifik bisa berbagi informasi dan data terkait genome sequence suatu patogen yang sedang menyebar melalui platform mRNA. Dari situ, menurut dia, negara kawasan bisa memetakan komponen antigen dan mengembangkan vaksin lebih cepat.

"Ini membantu prediksi pengembangan dan penyebaran virus seiring waktu," ujar Ravindra.

Ravindra juga mendukung pengembangan kapasitas produksi vaksin mRNA di kawasan Asia-Pasifik. Dia menyebutkan Indonesia berpeluang menjadi hub untuk vaksin berbasis mRNA di Asia Pasifik melalui Biofarma.

"Biofarma, seperti yang kita ketahui, telah disetujui oleh WHO sebagai penerima teknologi transfer mRNA. Ini ke depannya berpotensi menjadikan Indonesia sebagai hub untuk vaksin berbasis mRNA, di Asia Pasifik," ujar Ravindra.




(gbr/maa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork