KPAI Dukung Kepala SD di Subang Dicopot Usai Siswa Tewas Akibat Di-bully

KPAI Dukung Kepala SD di Subang Dicopot Usai Siswa Tewas Akibat Di-bully

Arief Ikhsanudin - detikNews
Rabu, 27 Nov 2024 08:52 WIB
Komisioner KPAI, Aris Adi Leksono, (Ondang/detikcom)
Komisioner KPAI Aris Adi Leksono (Ondang/detikcom)
Jakarta -

Siswa SD di Subang (9) tewas usai menjadi korban perundungan (bullying) dari kakak kelasnya. KPAI mendukung langkah Pemerintah Kabupaten Subang menonaktifkan kepala sekolah usai kejadian tersebut.

"Saya kira tepat, selain untuk mendukung proses penyelidikan, juga memberi pesan edukasi kepada pimpinan sekolah agar lebih peduli dan masif melakukan langkah pencegahan kekerasan," ujar Komisioner KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi, Selasa (26/11/2024).

Saat ini, KPAI masih menunggu penyelidikan polisi terkait kasus tersebut. Namun, Adi menekankan faktor pengasuhan orang tua sehingga anak menjadi pelaku perundungan di lingkungan SD.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita menunggu hasil penyelidikan kepolisian, untuk lebih pasti apa penyebab kematian anak. Kasus bully marak hingga ke jenjang SD, bisa jadi faktor pengasuhan yang tidak positif, anak mendapatkan perlakuan keras di rumah, sehingga melampiaskan di sekolah, anak kurang mendapatkan perhatian orang tua, akhirnya mudah terpengaruh lingkungan negatif," ujarnya.

Dia menilai sekolah belum optimal untuk mencegah dan menangani perundungan. Bahkan, ada pihak-pihak yang menganggap normal tindakan bullying tersebut.

ADVERTISEMENT

"Selain itu, sekolah belum optimal kepeduliannya dalam mencegah dan menangani kekerasan. Masih menormalisasi, dengan menganggap 'kenakalan anak' biasa," ucapnya.

Kepsek Dicopot Usai Siswa Tewas

Sebelumnya, Kepala sekolah (kepsek) tempat siswa menimba ilmu dinonaktifkan buntut peristiwa tersebut. Pj Bupati Subang Imran menekankan pihaknya ingin menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan.

"Yang pertama saya sampaikan berulang kali bahwa pemerintah Subang anti-bullying. Ingat beberapa lalu saya sampaikan, kalau bully terjadi, kepala sekolah saya pecat atau anaknya pindah, dan hari ini saya buktikan, kepala sekolah saya nonaktifkan sampai pemberkasan pemeriksaan selesai," kata PJ Bupati Subang Imran kepada awak media di depan ruang jenazah RSUD Ciereng Subang, dilansir detikJabar, Selasa (26/11).

Imran meminta polisi mengusut kasus tersebut. Saat ditanya upaya yang dilakukan pemerintah Subang pascakejadian ini, ia menyebutkan sosialisasi anti-bullying secara massif dilakukan tapi belum membuahkan hasil.

"Polres harus memproses, ini tidak boleh lagi (terjadi) di Subang. Sosialisasi sudah kita lakukan, advokasi sudah kita lakukan anti-bullying ini, berarti harus ada penegakan hukum," katanya.

Imran juga menyebutkan besok akan melakukan apel di tempat korban sekolah. Ia tidak hanya mengumpulkan wali murid, tapi juga seluruh kepala sekolah untuk melihat secara langsung sekolah korban.

"Saya sampaikan tidak boleh terjadi lagi hal demikian. Besok saya apel di sekolah korban, semua wali murid seluruh sekolah saya kumpulkan untuk hadir di sana untuk melihat, ini jangan sampai terjadi lagi," tegasnya.

(aik/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads