Catatan dari Kuala Lumpur
Menjepret Kenangan di Petronas
Selasa, 10 Apr 2007 09:58 WIB

Kuala Lumpur - Berkunjung ke Malaysia, terutama Kuala Lumpur, kurang afdol jika tidak mampir ke menara kembar Petronas yang tersohor itu. Jika sudah ke sana, bukti otentiknya hanya foto. Jepreeet!Mengikuti jejak pendahulunya yang pernah ke Petronas, Ana Shofiana, wartawan detikcom yang 'ditugaskan' menikmati Formula 1 di Sepang 6 - 9 April 2007 ini tidak mau ketinggalan. Dengan udara malam yang cukup semilir, akhirnya, Sabtu 7 April 2007 pukul 23.00 Waktu Malaysia, Menara Petronas KLCC berhasil 'diduduki'. Cantik. Itulah kesan pertama melihat dua puncak si menara kembar. Dari pelataran pintu masuk utama, lampu-lampu di atas menara menyala benderang. Wow.., keren!! Meski leher harus rela didongakkan, dijamin rasa pegal tidak terasa jika sudah tersirap kekaguman pada keindahan lambang kota KL ini.Tanpa dikomando, tangan sudah mengarahkan kamera siap menjepret dua menara ini. Cari posisi. Lhoo, ternyata tidak sendiri. Sekitar dua puluhan orang juga tengah mengarahkan lensa kamera ke menara tersebut. Ada yang menggunakan kamera SLR lensa panjang, ada juga yang seperti detikcom pegang, kamera saku digital. Jangan minder. Yang penting di sini adalah mencari angle pengambilan gambar. Agak sulit memang, mengingat kebanyakan orang ingin menduetkan dua menara sekaligus di layer bidiknya.Jeprat-jepret. Tidak cukup sekali jepret untuk mengambil gambar dua menara yang berdiri gagah di hadapan. Sementara, pemotret harus berburu waktu mengambil gambar yang bagus, mengingat tepat pukul 00.00 Waktu Malaysia lampu akan dipadamkan.Mundur, manju, kanan, kiri.. semua sudah dilakukan. Posisi mengambil gambar sambil berdiri, duduk, bahkan tiduran, semua dilakukan. Hasilnya? Memuaskan. Dua menara itu berhasil diabadikan kamera saku kesayangan. Sekarang, bagaimana cara berfoto bersama dengan dua menara tersebut?Nah, ini yang agak rumit. Salah satu cara yang bisa dilakukan seperti ini. Berdiri di tangga yang terletak sekitar 50 meter dari pintu masuk utama menara, detikcom meminta tolong seorang teman yang juga berada di sana. Sambil mengarahkan kamera ke atas, teman tersebut tiduran dengan kaki terbuka. Sementara orang yang ingin di foto harus bediri di antara dua kaki pengambil gambar. Jepret! Hasilnya tidak bagus. Menggunakan flash, lampu menara yang menyala terlihat kurang cantik. Hanya wajah kita saja jadi terang.Ulangi. Jepret! Kali ini tanpa flash. Hasilnya, dua puncak menara terlihat cantik, wajah kita tidak terlihat. Uhff.., nasib pakai poket. Di tengah malam itu, berburu kenangan di Menara Petronas terpaksa diakhiri.Keindahan Menara Petronas malam hari rupanya masih belum cukup membayar penasaran perburuan kenangan. Senin 9 April 2007 pagi, detikcom kembali ke sini. Beberapa turis bule tampak asyik berpose di pelataran.Menara Kembar itu tetap berdiri tegak dan gagah menantang langit biru meski lampu-lampu di sekeliling tubuhnya telah padam. Ah, rupanya begini wajah menara kembar kebanggaan masyarakat Kuala Lumpur ini di siang hari. Sayang, salah satu menara tertinggi di dunia ini tidak beroperasi di hari Senin.
(ana/nrl)