Kisah Makam Yesus Picu Kontroversi (1)

Kisah Makam Yesus Picu Kontroversi (1)

- detikNews
Senin, 09 Apr 2007 12:58 WIB
Jakarta - Kisah seputar Yesus Kristus tak henti-hentinya mendapat perhatian besar. Kita tentu masih ingat dengan heboh novel fiksi "The Da Vinci Code" karya Dan Brown beberapa waktu lalu.Kisah kontroversial yang telah memicu berbagai reaksi dari umat beragama, khususnya Kristen itu mengangkat adanya konspirasi Katolik Roma untuk menutup-nutupi pernikahan Yesus dengan Maria Magdalena.Tahun ini kisah seputar Yesus kembali menjadi perbincangan hangat, yakni mengenai ditemukannya makam Yesus.Penyebabnya adalah film dokumenter "The Lost Tomb of Jesus" yang mengklaim bahwa sebuah gua di Yerusalem selatan yang ditemukan pada tahun 1980 berisi tulang-belulang Yesus. Makam tersebut diperkirakan berusia sekitar 2 ribu tahun. Klaim ini mengindikasikan bahwa Yesus tidak bangkit kembali dari kematian seperti yang selama ini dipercaya umat kristiani.Film yang diproduseri James Cameron, sutradara film dokumenter "Titanic" itu, ditayangkan dalam program Discovery Channel pada 4 Maret 2007 lalu.Film kontroversial itu juga mengusung temuan bahwa Yesus dikuburkan di dekat Maria Magdalena, bahwa perempuan itu dan Yesus menikah serta adanya sebuah kotak kayu bertuliskan "Judah putra Yesus" yang merupakan milik anak laki-laki Yesus dan Maria Magdalena. Buktinya? Para periset mengklaim bahwa ekstrasi DNA dari residu manusia ditemukan pada dua peti di dalam makam tersebut.Untuk mendukung teori mereka, para pembuat film yang ramai dibahas media itu menuliskan kalimat "berdasarkan bukti sejarah terbaru, penggambaran akurat gambar Yesus dari Nazareth, keluarganya, pengikutnya, penyaliban dan penguburannya."Benarkah hal itu? Umat Kristen seluruh dunia mempertanyakan klaim tersebut. Begitu pula dengan para arkeolog ternama di AS dan luar negeri, mereka menyebut temuan yang diangkat dalam film itu tidak masuk akal.Pendeta Lonnie Wesley dari Greater Little Rock Baptist Church di AS mencetuskan kisah-kisah seperti itu tidak perlu ditanggapi. "Saya yakin bahwa hal-hal tertentu tidak layak untuk ditanggapi. Kenapa? Karena kadang-kadang respons justru akan menarik perhatian lebih besar daripada pernyataan aslinya," tuturnya.Menurutnya, tidak penting untuk meributkan apakah film Cameron itu mengangkat fakta yang sebenarnya atau tidak."Yang lebih penting, apa yang Anda percayai? Pada akhirnya, kita sebagai Kristen diingatkan untuk berjalan dengan iman, bukan dengan penglihatan. Saya tidak tahu apa yang dia lihat, tapi saya tahu apa yang yakini," tandasnya seperti dikutip situs pensacolanewsjournal.com, Senin (9/4/2007).Hebohnya film itu langsung ditanggapi dengan terbitnya buku baru yang mempertanyakan film dokumenter tersebut. Buku berjudul: The Jesus Tomb: Is It Fact or Fiction? itu mencetuskan bahwa dokumenter "The Lost Tomb of Jesus" telah menipu pemirsanya dan merupakan khayalan mereka yang memproduksi film itu.Penulis buku itu, Don Sausa menganalisa semua klaim, rumusan dan 'bukti' yang diangkat dalam The Lost Tomb of Jesus untuk menjawab satu pertanyaan saja: Fakta atau Fiksi?Sausa merupakan anggota Society of Biblical Literature, organisasi yang menyelenggarakan pendidikan alkitab. Sausa telah mempelajari sejarah Alkitab lebih dari 10 tahun. Dari analisanya, penulis menyimpulkan bahwa bukti yang diangkat dalam film "The Lost Tomb of Jesus" mengenai sebuah makam di Yerusalem yang berusia 2 ribu tahun bukanlah tempat peristirahatan terakhir Yesus."Analisa kami atas bukti, temukan DNA, analisis statistik dan wawancara perorangan dengan para pakar yang dalam film itu jelas-jelas menunjukkan bahwa klaim tersebut semata-mata berdasarkan spekulasi dan hiperbola," kata Sausa.Sausa juga menuliskan, beberapa penjelasan masuk akal telah sengaja diabaikan dalam dokumenter itu. Misalnya hubungan kekeluargaan yang mungkin terjadi antara Yesus dan Maria Magdalena, karena bisa saja mereka ayah dan anak, hubungan sepupu, saudara tiri, atau bahkan kakek dan cucu. Jadi bukan hubungan suami istri seperti yang disebut dalam "The Lost Tomb of Jesus".Bersambung....... (ita/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads