Polisi menangkap wanita muncikari berinisial BS (27) di Depok, Jawa Barat, yang menjajakan jasa prostitusi perempuan berinisial DW lewat aplikasi Locanto. Polisi mengatakan BS memasang tarif Rp 3 juta untuk sekali kencan ke warga negara asing (WNA).
"Nah, setiap kali mereka melakukan perdagangan orang ini dikenai biaya Rp 3 juta. Jadi (korban) dijual dengan harga Rp 3 juta, dan ini spesialisasi dilakukan terhadap orang asing (Locanto)," kata Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana dalam keterangannya, Jumat (15/11/2024).
"Jadi orang asing ditawari melalui aplikasi Locanto, aplikasinya aplikasi Locanto. Satu lagi dengan menggunakan aplikasi MiChat," tambahnya.
Dia mengatakan aplikasi itu tak menampilkan WNI. Pelanggan korban merupakan WNA.
"Jadi tidak ada orang-orang warga negara Indonesia yang memanfaatkan korban orang Indonesia ini," tuturnya.
Arya mengatakan pelaku mendapat komisi Rp 2 juta. Sedangkan korban mendapat Rp 1 juta sekali melayani pelanggan.
"Dari Rp 3 juta, mereka dapat 1 juta kalau yang ini ya yang korban, yang korban 1 juta. Jadi yang Rp 2 juta diambil sama yang pelaku," ucapnya.
Postingan lewat aplikasi Locanto berisikan penawaran terhadap laki-laki maupun wanita. Apabila pelanggan tertarik, akan ditujukan terhadap nomor WhatsApp pelaku.
"Terlapor mempromosikan perdagangan orang dengan cara menawarkan melalui postingan website Locanto, di mana aplikasi tersebut berisi penawaran terhadap wanita dan laki-laki melayani pelanggan secara seksual (hubungan badan). Apabila ada yang berminat atau tertarik, bisa menghubungi Terlapor di nomor WhatsApp," katanya.
Kronologinya, pada Selasa (5/11) pukul 00.30 WIB, di sebuah hotel di Margonda Raya, Depok. Penyidik menelusuri website Locanto yang mempromosikan perdagangan orang.
"Setelah itu anggota melakukan penyelidikan dengan cara menyamar dan berpura-pura menjadi pelanggan dengan menghubungi Terlapor," ucapnya.
Simak juga Video 'Momen Penggerebekan Muncikari-SPG Prostitusi Online di Makassar':
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(aud/aud)