PSI soal Desakan Abraham Samad ke KPK: Jangan Bangun Narasi Tendensius

PSI soal Desakan Abraham Samad ke KPK: Jangan Bangun Narasi Tendensius

Anggi Muliawati - detikNews
Jumat, 01 Nov 2024 14:31 WIB
Ketum PSI Kaesang Pangarep memberikan surat rekomendasi dukungan kepada 11 cakada. Penyerahan itu diselingi dengan bermain bulutangkis bersama pengurus DPP PSI.
Foto ilustrasi: Acara PSI (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menanggapi desakan yang dilakukan mantan Ketua KPK Abraham Samad kepada KPK untuk menindaklanjuti pengusutan dugaan korupsi terkait keluarga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). PSI meminta Abraham Samad tidak membangun narasi tendensius.

"Pada dasarnya masyarakat dari berbagai lapisan berhak mencari informasi terkait penanganan suatu perkara ke penegak hukum," kata Direktur LBH PSI, Nasrullah, dalam keterangan tertulis, Jumat (1/11/2024).

"Namun kami juga berharap upaya mencari informasi ini tidak disisipi narasi-narasi tendensius yang menciptakan asumsi-asumsi keliru di masyarakat," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nasrullah juga mengingatkan untuk tidak mengambil kewenangan KPK menjawab hambatan yang dilalui. Selain itu, dia meminta tidak membandingkan KPK dari masa ke masa.

"Kita juga perlu menjaga marwah KPK sebagai penegak hukum yang berintegritas yang harus terus sama-sama kita kawal," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Nasrullah berharap tidak ada lagi narasi-narasi tendensius yang disebarkan. Dia menegaskan saat ini Pemilu 2024 telah selesai.

"⁠Pertarungan pemilu sudah selesai, saatnya kita bekerja sama untuk Indonesia Maju," pungkasnya.

Sebelumnya, Abraham Samad menyambangi KPK. Dia mengatakan hendak mempertanyakan tindak lanjut pengusutan dugaan korupsi yang terkait keluarga Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Abraham Samad datang dengan mantan pimpinan KPK Saut Situmorang, Roy Suryo, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, pakar hukum tata negara Refly Harun, dan sejumlah rekan. Salah satu dugaan korupsi yang dimintai perkembangan pengusutannya oleh Abraham Samad dkk adalah terkait laporan dosen UNJ Ubaidillah Badrun.

"Kita menyampaikan beberapa hal bahwa ada beberapa kasus yang sudah dilaporkan, misalnya nih oleh Ubaidillah Badrun dosen UNJ itu sudah dilaporkan dua tahun lalu. Kemudian kasus yang dilaporkan Pak Petrus dari PDI, kemudian dari teman-teman lain Pak Marwan. Kemudian kasus-kasus yang dilaporkan yang tadi kita diskusikan adalah kasus-kasus yang diduga melibatkan keluarga Mulyono," kata Abraham kepada wartawan di KPK, Kamis (31/10).

Seperti diketahui, 'Mulyono' ramai dibicarakan di media sosial. Nama Mulyono dikaitkan dengan nama Jokowi semasa kecil hingga akhirnya berganti nama.

Abraham menyebut belum ada tindak lanjut KPK atas dugaan korupsi yang melibatkan keluarga Jokowi. Dia pun mempertanyakannya kepada pimpinan KPK.

"Kita diskusikan, kita mempertanyakan kepada pimpinan KPK sejauh mana kasus-kasus ini ditindaklanjuti. Karena kita melihat ada rentan waktu yang sudah cukup lama ya sebagai mantan pimpinan KPK, saya bisa menghitung bahwa ini sudah cukup lama dan kelihatannya harusnya ya kalau ideal sudah bisa ditingkatkan ke penyelidikan," ujarnya.

Simak juga Video 'Abraham Samad-Novel Baswedan Surati Kapolri, Desak Tahan Firli Bahuri':

[Gambas:Video 20detik]

(amw/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads