Surabaya - Mereka yang masih mengalami wajah 'petot' tidak perlu khawatir berlebihan. Sebab, penyakit yang berasal dari kelumpuhan syaraf ke tujuh atau Bell's Palsy ini bisa disembuhkan. 100 persen. Contohnya, Budi. Wajah warga Tambaksari Selatan yang sempat 'petot' selama 20 hari itu kembali normal seperti semula. Budi menderita pada akhir Februari 2007. Kala itu, tetangga-tetangga gempar melihat wajah Budi yang petot."Alhamdulillah sudan ganteng lagi," kata Budi saat dihubungi detikcom, Sabtu (31/3/2007). Meski telah pulih dari wajah petot, Budi yang masih berumur 32 tahun ini sempat was-was juga. Bapak dua anak ini juga sempat syok ketika melihat di cermin, bagian mulutnya petot alias miring.Saat itu, Budi mengira dia mengalami gejala stroke. "Saya takut sekali. Saya kira kena stroke. Bagaimana tidak cemas, lha mulut dan pipi petot sekali. Miring ke kanan," tutur Budi. Selain mulutnya petot, mata sebelah kiri juga tidak bisa dipejamkan. "Jadi kalau melihat cermin, lucu sekali. Saya sampai tertawa sendiri," kenangnya.Lalu bagaimana bisa sembuh? "Saya langsung ke UGD rumah sakit swasta. Dan diberitahu jika bukan stroke. Lega rasanya," katanya. Namun hasil diagnosa dokter belum membuat Budi puas. Dia kemudian memilih untuk rawat inap di rumah sakit swasta yang berada di Surabaya Timur itu. Selama seminggu opname, Budi ditangani oleh dokter spesialis syaraf. "Setiap hari saya menjalani tusuk jarum dan fisioterapi di rumah sakit itu. Dan beberapa kali masih harus kontrol setelah keluar dari rumah sakit," kata Budi. Nampaknya Budi tidak cukup puas dengan penanganan medis. Dia pun memilih pengobatan alternatif. Dipilihlah sinse yang khusus menangani beragam persoalan syaraf. Di tangan sinse itulah, wajah Budi yang petot akhirnya bisa dikembalikan sesuai wajah aslinya. Pengobatan di sinse, lanjut Budi, tidak jauh beda dengan fisioterapi yang dilakukan di rumah sakit."Prinsipnya sama. Sama-sama di setrum. Hanya saja di sinse tegangannya tinggi sekali. Sekujur tubuh rasanya kejang-kejang ketika urat saya di setrum," cerita Budi.Meski urat di wajah, tangan, kaki dan leher Budi disetrum, namun yang mengherankan sinse yang mengobatinya itu tidak memegang aliran listri. "Mungkin pakai tenaga dalam," tambahnya.Berapa lama terapi strum di sinse? "Saya hanya 6 kali pertemuan saja. Dan setelah itu sembuh," tukas Budi.
Gara-gara Begadang Budi mengaku pertama kali mengetahui wajahnya petot pada pagi hari. Ketika menguap terasa rahangnya kaku dan sulit membuka. Demikian pula mata kirinya tidak bisa berkedip."Saya lihat di cermin dan saya menguap, baru tersadar jika petot," ungkapnya.Menurut Budi, malam hari sebelumnya dia dan kawannya begadang hingga dinihari di halaman rumah untuk menyambut malam 1 syuro. Namun, Budi yang bekerja di perusahaan swasta ini juga tidak menampik selama bepergian naik motor tidak pernah mengenakan helm teropong maupun penutup wajah."Saya sih kalau pulang kerja malam bahkan tak jarang juga pagi. Mungkin saja kena angin dingin," terangnya.Setelah wajahnya petot, kini Budi kemana-mana mengenakan alat pelindung untuk mengamankan wajahnya. "Saya kapok. Gara-gara itu anak saya sempat mengolok-olok..ayah petot," kata Budi sambil tertawa.
(gik/ken)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini