Bendahara, Jabatan Warisan di Keluarga Besar Kalla

Bendahara, Jabatan Warisan di Keluarga Besar Kalla

- detikNews
Sabtu, 31 Mar 2007 16:05 WIB
Jakarta - Dalam keluarga besar Kalla, hampir seluruh anggota keluarga pernah mencicipi jabatan bendahara. Wapres Jusuf Kalla menganggap jabatan itu sebagai warisan ayahnya, Alm Hadji Kalla.Saat hidupnya, selama 30 tahun, Hadji Kalla menjabat sebagai bendahara Masjid Raya Makassar. Tidak hanya itu, dia juga memangku jabatan yang sama selama bertahun-tahun hingga akhir hayatnya di organisasi NU Makassar.Jabatan itu kemudian diwarisinya kepada 10 anaknya yang sebagian besar menjadi saudagar dan pengusaha nasional."Akhirnya, di keluarga besar kami, hal itu (bendahara) memang menurun kepada anak-anaknya. Setiap masuk ke organisasi, anak-anaknya menjadi bendahara, baru jadi ketua," ungkap Wapres Jusuf Kalla.Kalla menyampaikan hal itu dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW, Haul ke-26 Hadji Kalla dan Hari Lahir ke-81 NU di Masjid Raya Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (31/3/2007).Kalla kemudian mengenang ayahnya sebagai sosok yang tegas, bahkan cenderung keras. "Kalau sudah ngomong A pasti A, tidak ada yang berani membantah," tutur Kalla yang mengenakan baju koko putih.Selama hidupnya, ayahnya, kata Kalla, menjadi bendahara di masjid raya."Ayah saya jadi pengurus masjid jabatannya cuma satu, bendahara. Mau diangkat jadi ketua tidak mau," katanya disambut gerrr undangan yang hadir di masjid.Kalla menuturkan, ayahnya dikenal sebagai pedagang sukses. Ketika akan pindah ke kota Makassar, ayahnya mencari rumah yang ada di seberang masjid."Waktu itu ayah saya membeli rumah di sebelah kanan masjid, berapa pun harganya dia beli asal dekat masjid," kenang Kalla.Selain aktif sebagai bendahara di masjid, Hadji Kalla juga menjadi bendahara di NU Makassar. "Dia menjadi bendahara terus sampai akhir hidupnya karena tidak ada yang mau menggantikan," katanya.Dia juga menyebutkan, ayahnya bukan ulama yang berilmu tinggi. "Mungkin selama hidupnya ia kotbah di masjid cuma 10 kali," ujar Kalla.Namun ayahnya pernah berujar hanya ingin mengurusi ulama. "Jadi orang yang ngurus orang yang ceramah. Setiap ada ulama yang sakit di daerah Sulawesi Selatan, pasti dijenguk, sifat itu diwariskan kepada anak-anaknya," katanya.Dia juga menuturkan, selain rumah di sebelah masjid, ayahnya juga memiliki rumah yang berjarak 3 km dari Masjid Raya. "Namun ayah saya hanya mau salat Subuh di masjid itu. Dia jalan kaki dari jam 4 pagi," katanya.Hadji Kalla selalu berpesan dua hal penting kepada anak-anaknya, mengurus perdagangan dan mengurus agama."Kalau ditanya mana yang lebih penting, ayah saya selalu menjawab, keduanya sangat penting. Dia bilang, kalau saya tidak berdagang, siapa yang bayar zakat, siapa yang bayar infaq. Kalau hanya mengurus masjid, siapa yang berdagang," kata Kalla yang merupakan putra kedua Hadji Kalla. (umi/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads