Polresta Bogor bersama Kodim 0606/Kota Bogor membagikan makan bergizi kepada siswa SD. Pembagian makan bergizi sebagai bentuk dukungan TNI-Polri di Kota Bogor terhadap program pemerintah untuk pelajar dan upaya penurunan angka stunting.
Pantauan detikcom, Jumat (25/10/2024), Kapolresta Bogor Kombes Bismo Teguh Prakoso ditemani Dandim 0601 Kota Bogor Letkol Dwi Agung Prihanto membagikan langsung boks makan kepada siswa di SDN Kebon Kopi. Keduanya berinteraksi dengan para siswa.
Boks makanan yang dibagikan berisi nasi, sayur bayam, ayam goreng, dan tempe. Dalam boks juga terdapat sepotong buah semangka dan susu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal unik ditemui ketika Bismo menyapa salah satu siswa yang memisahkan sayur dari boks makanan. Bismo sempat bertanya alasan siswa tidak makan sayur.
"Mau dibawa pulang buat mamah sama ayah. Suka (makan sayur), tapi ini buat mamah aja sama ayah, di rumah," kata siswa menjawab pertanyaan Bismo.
Bismo mengatakan ada 243 boks makanan bergizi yang dibagikan. Kegiatan ini merupakan dukungan untuk program makan bergizi untuk pelajar.
"Kita disambut dengan antusias oleh adik adik siswa, yang tentunya atau filosofi dari kegiatan makan bergizi ini adalah bahwa mereka generasi harapan bangsa, dan makan ini adalah nutrisi penting bagi pertumbuhan fisik dan juga pemikiran bagi adik-adik disini," kata Bismo.
"Ini juga bagian dari program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa, memberikan makan gratis. Kita mendukung (program makan siang gratis) dan kita proaktif, dan kita berkolaborasi bersama," imbuhnya.
Dandim 0606 Kota Bogor Letkol Dwi Agung Prihanto mengatakan, pembagian makan bergizi untuk pelajar akan dilakukan di banyak sekolah. Menu makan akan berubah disesuaikan dengan kebutuhan anak.
"Ini kolaborasi yang cukup baik, kegiatan, kalau kami sampaikan ini sebagai peluncur, pendahulu, karena ada program makan gratis. Setidaknya kegiatan ini menjadikan trigger untuk anak anak, khususnya pelajar, untuk mendapatkan makan bergizi sehingga men-trigger kita semua," kata Letkol Dwi.
"Selain itu juga, ke depan kita juga bisa menekan angka stunting karena anak dengan kondisi kurang gizi itu diharapkan 3-4 tahun dan seterusnya angkanya sudah menurun dan bahkan tidak ada angka stunting di negara kita," imbuhnya.
![]() |