Jakarta - Patok beton ukuran dia meter dipasang. Benteng pembatas Paskal Hyper Square Bandung siap dibangun pihak pengembang, PT Citra Buana Prasida (CBP). Pembangunan itu pun dihadang warga RW 01 Kelurahan Ciroyong, Bandung.Pemasangan beton di atas lahan bekas reruntuhan pemukiman warga itu dilakukan Kamis (29/3/2007) pukul 10.00 WIB. Warga langsung berdatangan ke lokasi itu. Begitu pemasangan patok dihentikan, warga membubarkan diri.Pukul 13.00 WIB, satu kompi pasukan Kodim Bandung datang ke lokasi. Mereka menjaga pemasangan dua patok beton. Melihat hal itu, warga kembali berdatangan. Bahkan seorang warga melalui pengeras suara masjid meminta semua warga keluar rumah dan menghadang pemasangan patok beton itu.Sekitar 300 warga, tak terkecuali kaum ibu dan anak-anak pun berdatangan. Mereka berteriak-teriak meminta patok beton itu dicabut.Dua kompi pasukan dari Polresta Bandung yang awalnya mengawasi dari jauh mendekati patok beton yang dijaga warga. Akhirnya warga dan polisi pun saling berhadapan. Jarak keduanya hanya satu meter.Dalam aksi menghadang pembangunan itu, warga berorasi. "PT CBP pengkhianat. Pembangunan ini melanggar perjanjian dengan warga," teriak mereka.Sengketa tanah itu berlangsung sejak 2003. Lahan seluas 20 hektar itu awalnya milik PT Kereta Api (KA). Sekitar 1.300 warga tinggal di lahan itu lebih dari 50 tahun.Pada tahun 2003, PT KA membuat kerjasama operasional dengan PT CBP. Dari 20 hektar tanah, sekitar 3,5 hektar di Jl Pasir Kaliki, Bandung, dimanfaatkan untuk pembangunan mal dan superblok dengan nama Paskal Hyper Square.Pada 2005, pengembang berencana membangun hotel dan apartemen di sisa lahan. Hal itu ditentang warga karena masalah relokasi warga tidak dibahas. Akhirnya rencana itu urung diwujudkan, hingga pemasangan patok beton pada Kamis ini.Menurut Ketua Umum Tim Penyelamat Warga RW 01 Kelurahan Ciroyong, Bandung, Wawan Setiawan, masalah ini telah dibahas dengan Walikota Bandung Dada Rosada pada 20 Maret lalu. Dari pembahasan, disepakati akan ada pertemuan tripartit antara pihak pengembang, warga, dan pemerintah untuk membahas relokasi."Pertemuan belum mulai, kok ini malah main benteng segala," cetus Wawan.Tepat pukul 14.00 WIB, polisi mulai meninggalkan lokasi. Mereka pergi dengan iringan sorak-sorai warga. "Huuuu, pulang kalian!" teriak warga.
(nvt/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini