Hoegeng Corner kembali hadir di detikPagi. Edisi kali ini bakal menghadirkan polisi pedalaman yakni Keerom, Papua, Bripka Batias Yikwa.
Hoegeng Corner episode Bripka Batias bakal tayang secara live di detikPagi pada Rabu (23/10/2024) pukul 10.00 WIB. Pada edisi sebelumnya, Hoegeng Corner menghadirkan sosok polisi berdedikasi Aiptu Ronny Setiadi yang menjual tanah dan mobil tuanya untuk membeli ambulans bekas demi membantu masyarakat miskin di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Untuk diketahui, Hoegeng Corner merupakan program kolaborasi antara detikcom dengan Staf Sumber Daya Manusia (SSDM) Polri. Program ini diharapkan dapat menjaring polisi-polisi teladan dari seluruh daerah di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hoegeng Corner diselenggarakan pada awal Oktober hingga akhir Desember 2024. Program ini mengangkat figur polisi teladan dan berprestasi yang berasal dari usulan Satwil/Satker Polri.
Kandidat polisi teladan dan berprestasi yang terpilih dalam Hoegeng Corner, akan dibawa ke proses seleksi Hoegeng Awards yang dimulai pada Januari 2025.
Tentang Bripka Batias
Bripka Batias Yikwa menggerakkan warga untuk membuka lahan pertanian baru di Keerom, Papua. Aksi Banit 3 Sat Reskrim Polres Keerom itu didasari keinginannya meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Bripka Batias menuturkan mayoritas masyarakat Papua di wilayah binaannya merupakan petani. Dia mengajak warga Kampung Baburia menanam timun, jagung, kacang, hingga keladi.
"Karena di sana di kampung binaan, masyarakat petani cuman mereka itu berkebun cuma tanam ubi dengan singkong. Jadi saya buka lahan itu untuk tanaman-tanaman lain. Seperti kacang tanah, kacang pajang, terus jagung," kata Bripka Batias dalam perbincangan detikcom beberapa waktu lalu. Batias diusulkan oleh Polda Papua dalam program Hoegeng Corner 2024.
Polisi yang juga ditugaskan menjadi Bhabinkamtibmas itu mengatakan masyarakat sangat antusias mengikuti programnya untuk membuka lahan pertanian baru. Masyarakat dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk diajarkan tentang bagaimana cara menanam yang baik.
"Jadi jumlah kelompok 3. Setiap kelompok saya bagi 20 orang, jadi semuanya 60 orang," kata Batias.
Sampai saat ini, Batias melihat ada peningkatan ekonomi masyarakat setempat berkat pengelolaan lahan baru pertanian itu. Selain itu, jenis tanaman pun kini semakin beragam.
"Dulunya mungkin tanam ubi, singkong. Sekarang tanam kacang panjang, kacang tanah, ada sayur-sayur yang kami tanam, dan saya ajarkan tanam itu. Sampai saat ini mereka ikut apa yang saya ajarkan itu," kata Batias.
(aud/knv)