Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyoroti isu pendangkalan alur pelayaran yang menghambat arus kapal di Pelabuhan Pontianak. Baru-baru ini, BHS mengunjungi Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pontianak guna mendengarkan langsung keluhan asosiasi pelayaran.
Dalam kunjungannya, BHS bertemu dengan Kepala KSOP serta General Manager Pelindo Cabang Kalimantan Barat untuk membahas dampak dari pendangkalan tersebut.
"Saya bertemu dengan pihak KSOP dan Pelindo untuk mendiskusikan keluhan yang dialami saat memasuki alur sungai menuju Pelabuhan Pontianak," ungkap BHS dalam keterangannya, Rabu (16/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut BHS, pendangkalan sepanjang sekitar 3 mil di alur pelayaran Sungai Kapuas telah menimbulkan hambatan bagi kapal-kapal penumpang dan barang yang masuk maupun keluar dari Pelabuhan Pontianak. Kondisi ini tak hanya berdampak pada keterlambatan arus logistik, tetapi juga meningkatkan risiko kerusakan kapal.
BHS menjelaskan pendangkalan tersebut berpotensi merusak komponen vital kapal seperti plat, baling-baling, dan sistem pendingin. Untuk itu, ia menekankan pentingnya normalisasi alur dengan pengerukan segera untuk mengembalikan kedalaman yang aman.
"Kondisi ini sangat penting untuk keselamatan pelayaran. Pendangkalan yang tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan serius pada kapal dan membahayakan keselamatan penumpang serta barang yang diangkut," tegasnya.
BHS meyakini dengan pengerukan dan peningkatan kedalaman alur, kapal-kapal berukuran lebih besar akan dapat berlayar dengan lebih mudah menuju dan dari Kalimantan Barat. Menurutnya, hal ini akan membawa dampak positif pada efisiensi angkutan laut, sekaligus menurunkan biaya logistik.
"Dengan kedalaman alur yang lebih baik, biaya logistik dapat ditekan, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat regional dan nasional," tambahnya.
Lebih lanjut, BHS menilai peningkatan efisiensi di sektor pelayaran menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi Pontianak sebagai pelabuhan hub yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara tetangga di wilayah utara.
Melalui program ASEAN Connectivity, Pelabuhan Pontianak memiliki potensi sebagai ikon pelabuhan internasional bagi Indonesia, terutama dengan lokasinya yang strategis.
BHS pun mengaku siap untuk mendorong perbaikan infrastruktur pelayaran dan menyelesaikan berbagai masalah transportasi laut di Kalimantan Barat.
Dengan dukungan legislatif dan sinergi antar pihak terkait, diharapkan langkah-langkah nyata segera diambil untuk mengatasi pendangkalan alur pelayaran ini/
"Pontianak harus siap menjadi pelabuhan hub bagi Indonesia bagian utara. Saya siap membantu dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah transportasi laut di wilayah ini," pungkasnya.
(prf/ega)