Pendemo bayaran
Dua tersangka itu ternyata adalah pendemo bayaran. Pengakuan kedua tersangka ini disampaikan oleh polisi.
AKBP Suyono menduga ada aktor lain yang terlibat. Soalnya, dua pendemo itu mengaku disuruh demo menolak Juwita sebagai Ketua DPRD Lebak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua tersangka mengaku diiming-imingi uang jika melakukan demo," tutur Suyono.
"Masih didalami oleh penyidik siapa saja yang terlibat dan motifnya," kata dia.
Hasil pemeriksaan, pendemo mengaku dapat bayaran sampai maksimal Rp 1 juta. Hal ini disampaikan oleh Kasatreskrim Polres Lebak AKP Wisnu Adicahya kepada wartawan.
"Pendemo dikasih uang antara Rp 50 ribu-Rp 1 juta. Siapa yang membayar masih kita dalami," kata AKP Wisnu Adicahya.
"Siapa dalangnya masih kita dalami. Kita pastikan kasus ini akan tuntas dan terang benderang, izinkan kami bekerja kembali untuk mengungkap kasus ini," tuturnya.
![]() |
Koordinator lapangan Paguyuban Masyarakat Peduli Lebak (PMPL) RM membenarkan dirinya menerima bayaran untuk melakukan demo. Puluhan massa aksi dibayar Rp 50 ribu per orang, sedangkan orator akan dibayar Rp 1 juta.
"Alasannya disuruh, iya terima uang. Orator dapat Rp 1 juta, ada tiga orator. Massa aksi dapat Rp 50 ribu," kata RM.
RM mengaku tidak mengetahui siapa Juwita Wulandari yang dirinya demo. Dia juga bungkam ketika ditanya siapa yang memintanya demo.
"Nggak tahu (Juwita Wulandari)," jelasnya.
Sebelumnya, Polres Lebak, Banten, masih mendalami aksi demo menolak Ketua DRPD Lebak 2024-2029, Juwita Wulandari. Polisi menduga ada aktor lain dan akan segera diburu.
(dnu/fas)