Polisi Usut Anggota Satpol PP Meninggal Usai Jaga Demo Tolak Ketua DPRD Lebak

Polisi Usut Anggota Satpol PP Meninggal Usai Jaga Demo Tolak Ketua DPRD Lebak

Fathul Rizkoh - detikNews
Kamis, 10 Okt 2024 16:35 WIB
Anggota Satpol PP Lebak, Banten, Yadi Suryadi D (50). (Dok. Istimewa)
Anggota Satpol PP Lebak, Banten, Yadi Suryadi D (50) (dok. Istimewa)
Lebak -

Satpol PP Lebak, Banten, meminta polisi mengusut insiden demo ricuh penolakan Juwita Wulandari menjadi Ketua DPRD Lebak 2024-2029. Demo ricuh itu berujung satu anggota Saptol PP Lebak meninggal dunia.

"Kita serahkan ke penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus yang membuat satu anggota kita meninggal dunia," kata Kasatpol PP Lebak Dartim kepada wartawan, Kamis (10/10/2024).

Dartim mengatakan pihaknya sudah membuat laporan ke polisi sejak insiden terjadi pada (23/9) lalu. Mereka melaporkan aksi demo berujung ricuh tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah dilaporkan demo anarkis hingga menyebabkan hilangnya nyawa satu orang anggota kita," tuturnya.

Dartim belum mengetahui perkembangan terkini laporan yang dilayangkan para anggota Satpol PP tersebut. Meski begitu, sejumlah saksi disebut sudah diperiksa.

ADVERTISEMENT

"Perkembangan terbaru belum tahu, terakhir informasinya sudah ada beberapa orang yang diperiksa," jelasnya.

Sementara itu, Kanit Krimum Polres Lebak Ipda Sutrisno sudah menindaklanjuti laporan ini. Hingga saat ini, sudah ada lima orang yang diperiksa.

"Sudah kami tindak lanjuti, ada lima orang dari Satpol PP dan massa aksi yang diperiksa," kata Sutrisno.

Sutrisno belum bisa menjelaskan kelompok yang melakukan demo di depan kantor DPRD Lebak. Kelompok itu diduga baru dibentuk untuk merespons penunjukan Juwita sebagai ketua DPRD Lebak periode 2024-2029.

"Kelompok taktis yang diduga buat untuk pergerakan ini (menolak Juwita). Kami cukup kesulitan karena alamat dan nomor telepon yang digunakan kelompok ini tidak aktif," tuturnya.

Sutrisno menyebutkan identitas koordinator lapangan dari massa aksi sudah dikantongi. Polisi akan segera memanggil dan memeriksa kordinator lapangan tersebut.

"Sekarang masih pemeriksaan nanti kita tunggu perkembangan selanjutnya," katanya.

Korban Tertimpa Pagar

Korban diduga meninggal karena tertimpa pagar hingga mengalami luka robek di bagian saraf kepala. Insiden terjadi ketika Yadi mengamankan kericuhan demonstrasi pada September lalu.

"Saya nggak punya kewenangan menjelaskan penyebab kematian almarhum karena itu medis. Beliau meninggal setelah tugas mengamankan demo yang ricuh. Beliau sempat tertimpa pagar dan ada luka robek di kepala yang mengenai bagian saraf," kata Dartim.

Dartim menjelaskan, Yadi sempat mendapat perawatan di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung sebelum dirujuk ke RS Hermina di Jakarta. Di sana, Yadi menjalani operasi saraf di bagian kepala.

Operasi itu dilakukan Selasa (8/10) dan berjalan lancar. Yadi masih dirawat hingga Rabu (9/10) kemarin dinyatakan meninggal dunia.

"Operasi berjalan lancar, tapi memang belum boleh dijenguk waktu itu. Kemarin dapat kabar dari anggota kita yang jaga di sana, beliau meninggal dunia," tuturnya.

(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads