Ibas Bicara Paradox Socrates: Orang Bijaksana Mereka yang Terus Belajar

Ibas Bicara Paradox Socrates: Orang Bijaksana Mereka yang Terus Belajar

Jihaan Khoirunnisa - detikNews
Kamis, 10 Okt 2024 16:35 WIB
Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), membuka acara peluncuran dan bedah buku β€˜Menegakkan Amanah Konstitusi Pendidikan’ yang ditulis oleh Dr. Dede Yusuf M. Effendi di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI (Waka MPR) dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengajak mahasiswa bersama-sama memaknai 'Paradox Socrates'. Dia mengingatkan mahasiswa untuk terus belajar dan mencari pengetahuan.

"Jadi teringat mengenai 'Paradox Socrates' yang berkata: Saya tahu bahwa saya cerdas, karena saya tidak tahu apa-apa. Mungkin terdengar membingungkan pada awalnya. Bagaimana mungkin seseorang bisa cerdas, jika mereka tidak tahu apa-apa?" kata Ibas dalam keterangannya, Kamis (10/10/2024).

"Ternyata, Socrates percaya bahwa orang yang paling bijaksana adalah mereka yang terus belajar dan mencari pengetahuan, bukan mereka yang berpura-pura sudah mengetahui segalanya," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu dia sampaikan saat menghadiri acara peluncuran dan bedah buku 'Menegakkan Amanah Konstitusi Pendidikan' yang ditulis oleh Dr. Dede Yusuf M. Effendi.

Dalam sambutannya, Ibas kemudian bertanya apakah salah jika Indonesia tetap belajar pada sistem pendidikan di dunia? Langkah ini demi mencari model pendidikan yang terbaik bagi RI.

ADVERTISEMENT

"Di Finlandia, fokus pendidikan lebih pada pembelajaran berbasis keterampilan. Di Singapura, keunggulan dalam matematika dan sains dikedepankan. Di Jepang, dikenal pendidikan karakter dan disiplin pembelajaran seumur hidupnya. Di Belanda, kita bisa melihat pendekatan personalisasi dalam pembelajaran. Sedangkan di Kanada mengedepankan pendidikan inklusif dan dukungan yang luas," jelas Ibas.

Ibas menilai 'Paradox Socrates' menjadi relevan dengan memperhatikan beberapa hal. Pendidikan Indonesia, menurutnya harus adaptif serta mengacu pada kemajuan zaman dan kultur. Namun di sisi lain tetap memegang erat nilai-nilai 4 pilar kebangsaan.

"Harus ada sikap terbuka dan kritis dalam dunia pendidikan. Harus ada juga rasa ingin tahu yang besar dengan kerendahan hati ingin belajar dan berkembang," ungkap Ibas.

"Harus ada penguatan infrastruktur pendidikan, teknologi, hubungan kerja, dan tingkat kebahagiaan sejahtera hidup untuk para tenaga pendidik," tukasnya.

(akd/akd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads