Inkontinensia Urin Rawan Serang Perempuan Usai Melahirkan
Sabtu, 24 Mar 2007 14:58 WIB
Jakarta - Anda sering berkemih sedikit-sedikit atau tanpa terkontrol? Jika iya, Anda mungkin mengidap Inkontinensia Urin. Keluhan ini kerap membuat si penderita minder.Seluk beluk Inkontinensia Urin dipersentasikan oleh dr Budi Iman Santoso SpOG dalam disymposium bertajuk "Memahami A-Z kesehatan reproduksi wanita 30+" di Hotel Crown, Jakarta, Sabtu (24/3/2007). Budi menjelaskan, Inkontinensia Urin atau keluarnya urin yang tidak bisa ditahan dan tidak diinginkan dapat menimbulkan masalah kesehatan dan sosial pada wanita.Berdasarkan penelitan Di AS tahun 1992 dilaporkan, kata Budi, ada sekitar 10 juta wanita AS yang menderita inkontinensia urin. 8 Persen pada penderita usia 15 sampai 64 tahun dan meningkat kira-kira 14 persen dari penderita yang menyampaikan keluhannya pada dokter.Masalah Inkontinensia Urin sangat dirasakan di negara maju seperti di AS dan Eropa. Kelainan ini tidak mengancam jiwa penderita akan tetapi berpengaruh pada kualitas hidup yang disebabkan faktor psikologis distres dan faktor sosial yang sulit diatasi.Penderita merasa rendah diri karena selalu basah akibat urin yang keluar. Mungkin pada saat batuk, bersin, ketika mengangkat barang berat dan kadang-kadang saat sedang bersenggama.Menurut Budi, penyebab tersering Inkontinensia Urin akibat persalinan. "Ketika bayi keluar melalui vagina akan menekan dinding vagina. Kalau penekanan lama dengan itensitas kuat maka kandung kemih akan mudah mengalami kerusakan," ujarnya.Faktor lainnya Inkontinensia Urin yakni banyak anak, kegemukan, usia tua, aktivitas, olah raga berlebih, batuk lama, merokok, dan minuman beralkohol.Ada 4 jenis yakni Stress Inkontinensia, diakibatkan tekanan luar dari kandung kemih yang melebihi tekanan uretra. Terjadi pada saat keadaan batuk, bersin, jalan melompat dan gerakan lain. Tandanya berupa urin ke luar sedikit-sedikit.Urge Inkontinensia, keadaan di mana ada dorongan yang kuat untuk berkemih dan sering akibat kontraksi yang tidak dapat dihalangi sehingga tekanan dalam kandung kemih lebih tinggi dari tekanan penutupan uretra.Overflow Inkontinensia, keluarnya urin tanpa terkontrol dari kandung kemih yang sangat penuh dengan tekanan intravesitikal lebih besar dan tekanan penutup uretra. Urin keluar dengan menetes terus menerus.Kontinue Inkontinensia, biasanya disebabkan oleh adanya fistula seperti vesiko vaginal, uretro vesika vaginal.Selanjutnya, untuk pengobatan penyakit ini disesuaikan dengan jenis dan derajat Inkontinensia tersebut. Ada 2 macam, konservatif dan operatif. Pengobatan Stress Inkontinensia dilakukan dengan tindakan konservatif dilakukan pada keadaan derajat ringan atau sedang. diberikan obat-obat serta latihan otot dasar panggul.Bagi keluhan Urge Inkontinensia dapay dilakukan dengan tindakan konservatif dengan bladder drill, pemberian obat antikolenergik yang dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan secara bertahap sampai dosis maksimum. Jika hasilnya baik, obat diturunkan secara bertahap.Sedangkan Overflow Inkontinensia, dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateterisasi serta pemberian obat kolinergik. Pengobatan Kontinue Inkontinensia dilakukan dengan reparasi vistula.
(aan/djo)