Brigadir Riefky Berjuang Tekan Angka Stunting di Mamuju Lewat 1 Day 1 Egg

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 04 Okt 2024 14:12 WIB
Foto: Brigadir Riefky membagikan 10 butir telur pada tiap anak yang gejala stunting dan ibu hamil sejak awal 2023. (dok. istimewa)
Jakarta -

Desa Salletto, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), berstatus locus stunting pada 2022 lalu. Kondisi ini membuat Brigadir Riefky Dj Al Idrus Salletto yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di desa tersebut merasa prihatin. Kondisi inilah yang mendorong Brigadir Riefky membagikan 10 butir telur pada tiap anak yang gejala stunting dan ibu hamil sejak awal 2023.

"Berawal dari ada dua tahun, di mana angka anak stunting di sini banyak. Saya lalu berpikir bagaimana caranya agar warga saya yang masih usia anak-anak ini bisa bebas dari stunting. Lalu saya mulai berdiskusi-berdiskusi, salah satunya dengan ahli gizi. Dia mengatakan ke saya apa-apa saja makanan yang menjadi sumber protein untuk mencegah dan mengatasi stunting," kata Riefky kepada detikcom, Rabu (2/10/2024). Riefky diusulkan dalam program Hoegeng Corner 2024 oleh Polda Sulbar.

Brigadir Riefky mengaku diberi tahu butuh proses lama bahkan sampai lima tahunan, untuk anak yang sudah terlanjur stunting dapat terbebas dari kondisi tersebut. Kendati, bagi anak yang kondisinya masih gejala stunting, dapat diselamatkan dengan asupan makanan bergizi.

"Saya diberitahu oleh orang dari BKKBN bahwa anak yang sudah stunting itu prosesnya penanganannya sangat lama dan mungkin hasilnya bisa terlihat lima tahun mendatang. Dan kalau penanganan anak stunting itu yang bisa mengatasi dari Dinas Kesehatan. Akhirnya saya fokus ke anak-anak yang kondisi tubuhnya mengarah ke stunting, seperti kurang berat badan," jelas dia.

Dia lalu merogoh uang yang disisihkan sebesar Rp 1,5 juta untuk membeli makanan kaya protein seperti yang disampaikan rekan ahli gizinya. Riefky lalu membeli telur karena dari hasil berselancar di internet, sebelumnya sudah ada program 1 Hari 1 Telur atau 1 Day 1 Egg dan metode itu berhasil menekan ancaman stunting.

"Saat itu saya diberi tahu ada daging, ada ikan, ada telur. Saya sebenarnya ingin membelikan daging atau ikan, tapi ya bagaimana harganya mahal. Akhirnya yang paling terjangkau dan bisa dapat banyak ya telur. Saya juga sudah lihat-lihat internet, itu kalau nggak salah dari Jerman pernah melakukan itu," tutur dia.

Riefky menuturkan sumber dana program 1 Day 1 Egg yang telah berjalan sejak awal 2023 hingga hari ini masih dari sisihan gajinya. "Dana program ini masih dari penghasilan saya, tidak ada open donasi, saya tidak ada minta-minta. Jadi selama ini ya uang gaji yang saya sisihkan," sambung Riefky.

Dia kemudian meminta data balita yang berada di ambang stunting ke petugas BKKBN Desa Salletto. Lalu mengajak orang tua yang memiliki anak balita untuk ke Posyandu.

"Di desa kami ada lima bangunan Posyandu, wilayah pegunungan. Desa kami terdiri dari 15 dusun, jadi anak-anak balita ini tersebar di dusun-dusun. Saya ajak orang tua mereka untuk bawa anaknya ke Posyandu, karena mereka sebenarnya jarang ke Posyandu," jelas Riefky.

"Jadi mereka ke Posyandu karena anggapnya, 'Oh Pak Bhabin mau bagi-bagi sembako telur'. Tiap anak saya bagi 10 butir masing-masing dengan harapan orang tuanya setiap hari memberi dia satu telur, kan telurnya dititipkan ke orang tuanya," tambah dia.

Riefky menerangkan meskipun tema programnya 1 Day 1 Egg, dia tak bisa setiap hari memberikan telur kepada seluruh balita yang mengarah ke kondisi stunting. Kendalanya karena biaya yang terbatas.

Riefky mengatakan anak kategori rawan stunting ada 5 kelompok, di mana satu kelompok berisi 25 sampai 30 anak. Sementara Gerakan 1 Day 1 Egg akhirnya juga menyasar ibu-ibu hamil dengan jumlah 12 orang dalam 3 kelompok.

"Karena keterbatasan biaya, jadi saya gilir bagi-bagi telurnya ke 8 posyandu itu. Awal-awal bisa sampai keluar 1,5 juta karena ada 5 kegiatan posyandu sebulan. Tapi sekarang paling keluar Rp 470.000, 500.000. 1 Posyandu itu Alhamdulillah semakin ke sini telurnya sisa, artinya jumlah anak terancam stunting berkurang. Dulu-dulu satu posyandu, saya habis bisa sampai 6 rak telur," ungkap dia.

Foto: Brigadir Riefky membagikan 10 butir telur pada tiap anak yang gejala stunting dan ibu hamil sejak awal 2023. (dok. istimewa)

Riefky menuturkan pada Juli 2024, BKKBN mengumumkan Desa Salletto keluar dari locus stunting. Hal itu disebut Riefky sebagai pencapaian dari program 1 Egg 1 Day yang selama 1,5 tahun berjalan.

"Kami bisa menekan angka stunting sampai nol, sampai detik ini. Jadi status kami keluar dari locus stunting. Alhamdulillah kami keluar dari locus stunting, ini pencapaian kami. Dari 5 Posyandu, awalnya yang mendekati indikator setiap posyandu ada yang 25 sampai 30 anak. Setelah kami menjalankan proses ini sudah turun 15 anak, turun 7 anak, lalu nol. Artinya sudah keluar dari indikator stunting," terang Riefky.

Dia lalu menuturkan rencananya hendak menyisihkan rezeki untuk membangun fasilitas MCK bagi masyarakat desa. "Beberapa faktor yang menyebabkan stunting selain (kurangnya asupan) gizi, karena rumah tidak layak. Saya sempat berpikir insyaAllah ke depan warga punya MCK yang layak," lanjut dia.

Selama pembangunan fasilitas MCK belum terwujud, Riefky mengatakan dirinya membuat program Jumpa Berlian, yang merupakan singkatan dari Jumat Pagi Bersih Lingkungan. Riefky menanamkan kepada warga binaannya soal kebersihan lingkungan mencegah berbagai penyakit termasuk stunting.

"Harapan saya 1 Day 1 Egg tidak hanya di desa binaan saya, tapi juga di desa-desa lainnya," pungkas Riefky.




(aud/knv)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork