Pemicu Percekcokan Berdarah
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan peristiwa bermula saat korban RFM membantu keponakannya pria AN. Kepada polisi, pria AN bercerita kasus bermula saat dia pergi ke wilayah Tegal Alur untuk bertemu terduga pelaku berinisial A.
AN hendak menemui A yang meminjam motornya yang tak kunjung dikembalikan. Singkat cerita, pria AN meminta bantuan pamannya, RFM, untuk mencari keberadaan pria A yang membawa kabur motornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selanjutnya, saksi (pria AN) bersama dengan keenam temannya, yaitu R (korban), O, M, Y, dan I mendapatkan informasi mengenai keberadaan pria A yaitu berada di Kampung Bunderan," kata Kabid Ade Ary kepada wartawan, Kamis (3/10).
Saat itu mereka mendapati pria A yang membawa kabur motor. Mereka pun menabrak pria A dan memukulinya, namun pria A berhasil melarikan diri. Tak terima akan perlakuan kelompok korban, pria A lantas menghubungi teman-temannya.
"Setelah melakukan penyisiran di wilayah tersebut mereka melihat saudara A kemudian ditabrak dan dipukuli oleh mereka. Saudara A kemudian melarikan diri dan memanggil teman-temannya. Selanjutnya, kelompok saksi melihat teman-teman Andre telah berkumpul dengan membawa senjata tajam," jelasnya.
Saat itu kelompok pelaku meneriaki korban 'maling'. Kelompok korban pun dikejar hingga akhirnya terjadi penganiayaan. Korban meninggal dunia setelah mendapatkan luka bacokan di kepala hingga badan.
"Mereka (kelompok pelaku) kemudian mengejar kelompok saksi sambil berteriak 'maling, maling!'. Kelompok saksi akhirnya terkejar oleh kelompok pelaku dan dilakukan penyerangan. Akibat penyerangan tersebut, korban mengalami luka terbuka di kepala serta luka lainnya pada badan," jelasnya.
(mea/mea)