Jakarta -
Percekcokan berdarah di Penjaringan, Jakarta Utara memakan korban jiwa. Seorang pria berinisial RFM (42) tewas akibat luka bacokan.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu, 2 Oktober 2024, malam. Satu orang diduga pelaku diamankan polisi. Berikut rangkumannya.
Satu Orang Tewas
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan membenarkan adanya kejadian tersebut. Gidion membenarkan satu orang tewas di lokasi kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (korban) meninggal di TKP," kata Gidion saat dihubungi wartawan, Kamis (3/10/2024).
Menurutnya, peristiwa itu merupakan percekcokan personal semata. Pihak kepolisian sudah menyelidiki kasus tersebut.
"Itu percekcokan personal saja orang sama orang. Iya kejadian penganiayaan," ujarnya.
Satu Pelaku Diamankan
Saat ini satu orang terduga pelaku sudah diamankan. Pihak kepolisian masih melakukan serangkaian penyelidikan mendalam.
"Sementara satu orang yang kita amankan. Kita masih melakukan penyelidikan," tuturnya.
Gidion belum menjelaskan lebih lanjut terkait motif peristiwa ini. Saat ini kasus tersebut masih diselidiki Polsek Penjaringan.
Baca di halaman selanjutnya: pemicu percekcokan
Pemicu Percekcokan Berdarah
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan peristiwa bermula saat korban RFM membantu keponakannya pria AN. Kepada polisi, pria AN bercerita kasus bermula saat dia pergi ke wilayah Tegal Alur untuk bertemu terduga pelaku berinisial A.
AN hendak menemui A yang meminjam motornya yang tak kunjung dikembalikan. Singkat cerita, pria AN meminta bantuan pamannya, RFM, untuk mencari keberadaan pria A yang membawa kabur motornya.
"Selanjutnya, saksi (pria AN) bersama dengan keenam temannya, yaitu R (korban), O, M, Y, dan I mendapatkan informasi mengenai keberadaan pria A yaitu berada di Kampung Bunderan," kata Kabid Ade Ary kepada wartawan, Kamis (3/10).
Saat itu mereka mendapati pria A yang membawa kabur motor. Mereka pun menabrak pria A dan memukulinya, namun pria A berhasil melarikan diri. Tak terima akan perlakuan kelompok korban, pria A lantas menghubungi teman-temannya.
"Setelah melakukan penyisiran di wilayah tersebut mereka melihat saudara A kemudian ditabrak dan dipukuli oleh mereka. Saudara A kemudian melarikan diri dan memanggil teman-temannya. Selanjutnya, kelompok saksi melihat teman-teman Andre telah berkumpul dengan membawa senjata tajam," jelasnya.
Saat itu kelompok pelaku meneriaki korban 'maling'. Kelompok korban pun dikejar hingga akhirnya terjadi penganiayaan. Korban meninggal dunia setelah mendapatkan luka bacokan di kepala hingga badan.
"Mereka (kelompok pelaku) kemudian mengejar kelompok saksi sambil berteriak 'maling, maling!'. Kelompok saksi akhirnya terkejar oleh kelompok pelaku dan dilakukan penyerangan. Akibat penyerangan tersebut, korban mengalami luka terbuka di kepala serta luka lainnya pada badan," jelasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini