Red Alert dari Komisi X DPR soal Pemerkosaan Siswi SMP Ditonton Anak SD

Red Alert dari Komisi X DPR soal Pemerkosaan Siswi SMP Ditonton Anak SD

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Senin, 30 Sep 2024 07:18 WIB
Poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Komisi X DPR RI prihatin dengan dugaan kasus siswa SMA memperkosa siswa SMP dan ditonton oleh anak SD di Demak, Jawa Tengah. Komisi X DPR memberikan catatan kritis terkait kasus asusila pada anak ini.

"Munculnya kasus persetubuhan pelajar SMA inisial R (17) dan pelajar M (14) yang disaksikan lima anak lain di Demak, Jawa Tengah menjadi red alert, peringatan keras, jika kondisi anak-anak peserta didik kita sedang tidak baik-baik saja," kata Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda kepada wartawan, Minggu (29/9/2024).

"Peristiwa ini seolah menambah panjang deretan kekerasan seksual yang dilakukan anak usia sekolah. Sebelumnya juga kita dikejutkan dengan pemerkosaan yang dilakukan empat anak usia sekolah di Palembang," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Huda mendorong adanya upaya yang serius dalam menangani kasus asusila yang terjadi pada anak di bawah umur ini. Huda mendesak agar dilakukan perbaikan secara menyeluruh.

"Kami mendesak ada upaya serius dari pemerintah untuk mencari akar masalah kenapa anak-anak kita saat ini seolah begitu mudah melakukan tindakan amoral. Bahkan mereka tidak malu melakukan hal tersebut di hadapan orang lain. Seolah ada anggapan jika melakukan kekerasan seksual merupakan suatu 'pencapaian'," kata Huda.

ADVERTISEMENT
Wasekjen PKB Syaiful HudaKetua Komisi X DPR Syaiful Huda (Adrial/detikcom)

Desak Pemerintah Batasi Akses Gadget Anak

Lebih lanjut, Huda meminta adanya pembatasan akses gadget bagi anak. Menurutnya, pemerintah harus segera mengeluarkan aturan mengenai pembatasan itu.

"Kami mendesak pemerintah untuk serius mengeluarkan aturan batasan umur penggunaan gadget bagi anak-anak. Aturan ini dalam pandangan kami sangat urgen karena seringkali dalam banyak kasus anak-anak melakukan hal-hal di luar batas kewajaran karena terinspirasi dari konten-konten media sosial. Aturan batasan umur penggunaan gadget di berbagai negara lain telah diterapkan mengingat pengaruhnya yang begitu luar biasa bagi tumbuh kembang anak-anak dan kaum remaja," jelasnya.

5 Catatan Dede Yusuf

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X dari F-Demokrat, Dede Yusuf, prihatin dengan kasus pemerkosaan anak SMP yang disaksikan oleh 5 anak SD di Demak ini. Dede menyebut kejadian yang sama terus saja berulang.

"Agak prihatin sekali saya mendengar cerita-cerita seperti ini berulang dan berulang. Ketika anak-anak yang masih di bawah umur dengan mudahnya melakukan perbuatan-perbuatan yang di luar kewajaran," kata Dede Yusuf dihubungi terpisah.

Dede kemudian memberikan 5 catatan yang harus dijadikan atensi bagi pemerintah. Pertama, Dede menekankan tentang pendidikan karakter.

"Apakah pendidikan karakter kita ini sudah tertinggal atau sengaja ditinggalkan? Kedua, peran orang tua yang sibuk, kurang waktu untuk mengontrol perilaku anak-anaknya di luaran," kata Dede Yusuf.

Dede Yusuf Macan EffendiDede Yusuf Macan Effendi (Foto: dok.istimewa)

Ketiga, Dede minilai guru disibukkan dengan metode-metode pembelajaran dan pelaporan administrasi. Hal ini, kata, dia membuat guru lupa untuk aktif berkomunikasi dengan siswanya.

"Yang keempat, sekolah lupa pada tugas dan fungsinya bukan hanya sekedar memberikan pendidikan tapi juga memberikan rasa aman berada di sekolah. Ini penting sekali karena jangan sampai sekolah malah menjadi tempat yang tidak aman bagi tumbuh kembang seorang anak," jelas Dede Yusuf.

Simak juga Video 'Polisi Tahan 7 Anggota LSM yang Damaikan Kasus Perkosaan Anak di Brebes':

[Gambas:Video 20detik]

Catatan kelima, Dede menyoroti kehadiran negara. Menurutnya, negara kurang hadir memberikan kesempatan anak untuk tumbuh kembang dengan meiliki tata krama dan sopan santu.

"Negara kurang hadir di dalam memberikan kesempatan bagi anak-anak kita untuk berkembang dengan lebih memiliki adab, tata krama, sopan santun dan karakter budaya Timur," tutur dia.

Dede Yusuf berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap kasus yang melibatkan anak-anak ini. Dia meminta semua pihak untuk mawas diri.

"Sekali lagi ini harus kita jaga dan harus kita perhatikan benar-benar, terutama di dalam pemerintahan ke depan. Karena bagaimanapun juga seorang anak itu melihat apa yang dilakukan oleh orang-orang tua. Ketika orang-orang tua melakukan hal-hal yang melanggar aturan dengan mudah, biasanya anak akan mengikuti dengan lebih lagi. Kita semua harus mawas diri," pungkasnya.

Kasus Siswa SMA Perkosa Siswi SMP di Demak

Sebuah video yang menampilkan aksi persetubuhan di sebuah ruang kelas di sekolah di Demak, Jawa Tengah, viral di media sosial. Persetubuhan itu disaksikan 5 anak SD.

Dilansir detikJateng, Sabtu (28/9), kasus persetubuhan tersebut melibatkan dua anak, laki-laki inisial R (17) yang masih pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perempuan, M (14) yang merupakan pelajar jenjang Sekolah Menengah Pertama. Kejadian itu terjadi pada Minggu (15/9).

Dalam video yang beredar, R menyetubuhi M di lantai sebuah ruangan kelas. Sementara siswa lainnya menonton dan memvideokan perbuatan tersebut.

Kasat Reskrim Polres Demak, AKP Winardi, mengatakan pihaknya telah menangkap pelaku. Polisi juga telah memeriksa sejumlah saksi atas kejadian itu.

"Benar telah terjadi tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh anak berurusan dengan hukum (ABH) inisial R terhadap (anak) korban pada hari Minggu tanggal 15 September 2024 sekira pukul 13.00 WIB di dalam ruangan Sekolah Dasar Negeri di Demak," kata Winardi dalam keterangan resminya.

Simak juga Video 'Polisi Tahan 7 Anggota LSM yang Damaikan Kasus Perkosaan Anak di Brebes':

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads