Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta akan menyebar nyamuk Aaedes aegypti ber-wolbachia pada awal Oktober 2024 mendatang. Penyebaran nyamuk itu untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Dimulai MoU antara Kemenkes dengan Walkot Jakbar pada 4 Oktober, diikuti rilis pertama nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia di Kembangan. Rencana dilakukan di RW 7 Kembangan," kata Kepala Dikes DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam diskusi di Balai Kota Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Nantinya, nyamuk-nyamuk itu akan ditempatkan di rumah warga yang menjadi 'orang tua asuh' (OTA). Ani menjelaskan sebanyak 800 keluarga siap menjadi orang tua asuh (OTA) sehingga ember-ember berisikan bibit nyamuk ber-wolbachia akan ditempatkan di rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami siapkan lebih dari 800 orang tua asuh yang siap, rumahnya bersedia ditempatkan ember-ember wolbachia," jelasnya.
Upaya Tekan DBD
Ani berharap keberadaan nyamuk ber-wolbachia ini dapat membantu menurunkan kasus DBD. Di samping, upaya-upaya pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M (menguras, menitip, mendaur ulang) Plus terus dikencangkan.
"PSN yang berjalan 1 minggu sekali, bahkan sempat digalakkan 2 kali per minggu. Per Oktober nanti ketika kita merilis Aedes wolbachia, maka kita punya satu inovasi lagi untuk menguatkan pengendalian DBD," ujarnya.
Kembangan, Jakarta Barat, menjadi wilayah kelima di RI tempat nyamuk ber-wolbachia disebar. Ada sejumlah pertimbangan wilayah Jakarta Barat dipilih sebagai titik pertama di Jakarta.
"Meskipun teknologi ini merupakan satu inovasi. Kebetulan Jakbar karena berbagai macam pertimbangan, termasuk kasus DBD tinggi, Jakbar masuk daerah tertinggi bersama 5 wilayah kota lainnya akan dilakukan implementasi wolbachia. 4 kota lainnya Semarang, Kupang, Ambon, Bontang. Jadi 3 wilayah Jawa, 2 wilayah luar Jawa," imbuhnya.
(taa/jbr)