Jakarta - Kemajuan teknologi telah mengakibatkan perubahan perilaku.
Handphone (HP), misalnya, telah membawa perubahan bagi umat Hindu yang sedang melakukan ritual caturbrata penyepian.Di Pura Adhitya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (19/3/2007) masih terlihat beberapa umat Hindu yang memainkan HP-nya meskipun sedang menjalankan empat laku dalam caturbrata penyepian.Empat laku itu adalah
mati geni yakni tidak boleh menyalakan api,
mati karya tidak boleh bekerja,
mati lelanguan yakni tidak boleh melakukan kegiatan yang sifatnya bersenang-senang, dan
mati lelungan yakni tidak boleh bepergian.Dengan caturbrata ini, umat diharapkan bisa melepaskan diri sejenak dari urusan-urusan dunia. Jadi dalam sehari ini, umat Hindu diharuskan mendekatkan diri kepada-Nya. Menyikapi perubahan perilaku tersebut, pendeta di Pura Adhitya Jaya, Brahma Carya Bhargawa Chaitania kepada
detikcom mengakui memang tidak ada larangan memakai HP. Namun hal itu harus dengan batasan tertentu."
Minimize saja, komunikasi boleh asal jangan berlebihan seperti
ngerumpi itu tidak boleh," katanya.Kalau ada yang main
game bagaimana? "Itu kesadaran dia aja, kita nggak tahu. Itu kan bagian dari kedewasaan spiritual," katanya. Brahma Carya lalu menjelaskan, jika di Bali, orang bertelepon ria sebenarnya dianggap perbuatan yang memalukan. "Kalau di sana itu malu, yang nerima akan bertanya-tanya, kamu nggak Nyepi apa," katanya.Brahma Carya juga menjelaskan, pukul 24.00 WIB nanti akan dilakukan upacara Ngembak Geni, yakni upacara sebagai simbol bisa kembali ke rutinitas sehari-hari."Ditandai dengan menyalakan api, bisa dengan kembang api. Tapi kita lihat saja nanti, bentuknya
surprise," kata dia.
(umi/nvt)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini