Monumen Pancasila Sakti: Jam Operasional, Harga Tiket hingga Sejarah

Monumen Pancasila Sakti: Jam Operasional, Harga Tiket hingga Sejarah

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Selasa, 24 Sep 2024 18:02 WIB
Peristiwa 30 September 1965 jadi salah satu sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia. Monumen Pancasila Sakti pun disebut jadi saksi bisu prahara tersebut
Monumen Pancasila Sakti (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Monumen Pancasila Sakti adalah salah satu monumen bersejarah yang terletak di Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta. Bangunan yang juga disebut sebagai Monumen G30S PKI ini dibangun untuk mengenang peristiwa pemberontakan G30S PKI yang terjadi pada 30 September 1965.

Sebelum berkunjung, simak dulu serba-serbi Monumen Pancasila Sakti berikut ini.

Jam Operasional Monumen Pancasila Sakti

Dikutip dari laman Instagramnya, Monumen Pancasila Sakti buka setiap hari, kecuali hari Senin. Setiap hari Senin, Monumen Pancasila Sakti tidak melayani pengunjung untuk pembersihan, perawatan, dan pemeliharaan koleksi serta sarana pengunjungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut jam operasional Monumen Pancasila Sakti:

  • Selasa-Minggu: pukul 08.00 - 15.30 WIB.

Namun, dalam rangka persiapan Hari Kesaktian Pancasila 2024, Monumen Pancasila Sakti tutup untuk kunjungan umum pada tanggal 25 September - 1 Oktober 2024.

ADVERTISEMENT
Monumen Pancasila SaktiMonumen Pancasila Sakti (Foto: Adhyasta Dirgantara/detikcom)

Harga Tiket Masuk Monumen Pancasila Sakti

Berikut tarif tiket masuk Monumen Pancasila Sakti:

  • Umum/Dewasa: Rp 5.000/orang
  • Pelajar/Mahasiswa: Rp 3.000/orang
  • Jasa Pemandu/Guide Monumen Pancasila Sakti: Rp 100.000/pemandu/bus.

Setiap tanggal 5 Oktober yang merupakan peringatan HUT TNI dan tanggal 1 November Hari Pahlawan, semua pengunjung gratis atau dibebaskan dari biaya masuk monumen, kecuali biaya untuk pembayaran jasa pemandu dan parkir kendaraan.

Sejarah Monumen Pancasila Sakti

Dilansir situs resmi Kemdikbud, Kompleks Monumen Pancasila Sakti didirikan sebagai memorial peristiwa pembunuhan petinggi-petinggi TNI Angkatan Darat pada 30 September 1965 atau yang lebih dikenal sebagai Peristiwa Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).

Di kompleks yang dikelola oleh Pusat Sejarah TNI ini, terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang masih dilestarikan keasliannya dan beberapa bangunan dan monumen yang dibangun kemudian. Bangunan yang masih relatif asli, antara lain rumah-rumah tua yang dahulu digunakan untuk operasi pembunuhan petinggi-petinggi angkatan darat pada peristiwa G30S/PKI.

Berikut ini beberapa bangunan di Museum tempat Monumen G30S PKI.

  • Bangunan bernama "Rumah Penyiksaan". Bagian beranda depan rumah digunakan sebagai ruang penggambaran penyiksaan para petinggi TNI AD dengan patung-patung berukuran sebenarnya (real-life).
  • Bangunan rumah tua yang digunakan sebagai Pos Komando pasukan pembunuh para petinggi TNI AD. Rumah ini beserta perabotnya masih dilestarikan mendekati kondisinya ketika peristiwa G30S/PKI
  • Bangunan rumah tua berdinding gedek (anyaman bambu). Bangunan rumah tua ini beserta perabotnya dilestarikan kondisinya menyerupai kondisi ketika digunakan sebagai dapur umum pada peristiwa G30S/PKI.

Patung-patung di rumah penyiksaan, diorama pada Museum Pengkhianatan PKI, dan informasi yang disajikan pada diorama tersebut, merupakan penggambaran kekerasan yang vulgar atas tragedi G30S PKI. Informasi utama yang disajikan oleh Kompleks Monumen Pancasila Sakti adalah kekejaman PKI kepada aparat negara dan masyarakat baik pada awal kemerdekaan hingga 1965.

Monumen Pancasila Sakti bertempat di sekitar sumur tua (lubang buaya) tempat ditemukannya jenazah para korban G30S PKI. Mereka yang gugur diberikan gelar Pahlawan Revolusi, antara lain:

  1. Jenderal Ahmad Yani
  2. Mayjen R Soeprapto
  3. Mayjen MT Haryono
  4. Mayjen S Parman
  5. Brigjen DI Panjaitan
  6. Brigjen Sutoyo
  7. Lettu Pierre A Tendean.
(kny/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads