3. Motif Penusukan
Polisi mengungkap motif penusukan yang dilakukan NFP terhadap BN, kakak iparnya sendiri, di Ciracas, Jakarta Timur. Penusukan tersebut terjadi karena dendam kesumat 6 tahun.
"Jadi dalam peristiwa ini motif daripada kejadian ini adalah rasa dendam yang kesumat, rasa dendam yang tidak tertahankan lagi," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Jumat (13/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nicolas menjelaskan, sekitar 6 tahun lalu, terjadi dugaan pelecehan seksual yang dilakukan adik korban kepada istri tersangka. Saat itu, tersangka mengadukan hal tersebut kepada korban.
"Jadi ada peristiwa di mana terjadi pelecehan seksual. Ini istrinya dilecehkan oleh adik korban. Jadi dia melapor ke korban, malah korban membantu adiknya, korban melakukan kata-kata kotor juga terhadap si pelaku, di situlah dia merasa dendam," jelasnya.
Sejak saat itu, hubungan antara pelaku dan korban tidak harmonis. Dendam kesumat tersebut lah yang menjadi pemicu pelaku untuk melakukan penusukan terhadap korban hingga tewas.
"Dari situlah memang selama ini sudah 6 tahun lebih hubungan kakak ipar dan adik ipar ini tidak harmonis. Si adik ipar dalam hal ini tersangka, melarang kakaknya yang merupakan istri korban untuk jangan sampai bertemu dengan adiknya," imbuhnya.
4. Korban Alami 12 Tusukan
Pria berinisial NFP ditangkap polisi usai menusuk kakak iparnya sendiri, BN, hingga tewas di kawasan Ciracas, Jakarta Timur. Polisi mengungkap korban tewas setelah ditusuk berkali-kali.
"Sekitar ada sebanyak 12 tusukan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Jumat (13/9/2024).
Jenazah korban akan diserahkan kepada keluarga setelah proses autopsi selesai dilakukan. Saat ini kasus tersebut ditangani Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur.
"Barang bukti yang diamankan antara lain badik dan baju yang digunakan oleh korban dan juga yang digunakan oleh tersangka. Jadi jenazah sudah selesai diautopsi dan mau diserahkan kepada pihak keluarga untuk pemakaman," jelasnya.
5. Pelaku Tidak Dalam Pengaruh Alkohol
NFP melakukan aksinya tersebut tidak dalam pengaruh minuman keras. Penikaman tersebut dilakukan karena dendam kesumat pelaku terhadap kakak iparnya, BN.
"Tidak, tidak ada sama sekali (dalam pengaruh alkohol). Pelaku dalam kondisi normal. Hanya spontanitas dia karena berpapasan dengan si korban, karena rasa dendam yang sudah bertahun-tahun dirasakan sama dia," ujar Nicolas.
6. Suasana Mencekam
Kejadian penusukan ini sempat coba dilerai oleh warga yang semula tidak tahu bahwa NFP membawa pisau. Warga sempat mengira kejadian saat itu adalah pemukulan dan mencoba melerai.
"Saya pikir itu tuh pemukulan, karena saya nggak lihat pisaunya. Itu pintu mobil kebuka, saya dari arah sini (depan mobil), saya liat ayunan tangan, saya pikir kan mukulin. Saya spontan narik pelaku, badannya saya tarik pake tangan kiri, tangannya saya tarik pake tangan kanan. Begitu saya liat tangannya 'wah pisau', ada pisau, saya langsung mundur," kata saksi bernama Juni saat ditemui detikcom di lokasi, Senin (16/9).
Saksi lainnya, Ferry yang merupakan Ketua DKM Masjid Nurul Jamaah mengatakan peristiwa penusukan terjadi saat suasana di sekitar TKP masih ramai. Dia mengatakan korban langsung diserang pelaku.
"Keliatan dari jauh kurang lebih sekitar 15 meter saya lihat, pelaku memukul, menonjok. Nah, setelah saya lihat dengan beberapa warga yang lain ternyata dia memegang senjata tajam pisau," kata Ferry saat ditemui di TKP, Jumat (13/9).
Ferry juga melihat peristiwa tersebut karena kebetulan baru selesai kegiatan Yasinan di masjid. Warga sempat mendekat untuk melerai. Namun, warga menahan diri karena takut pelaku kalap.
Setelah itu saya dengan jamaah lainnya dan warga yang ada di sekitar ini. Karena ada teriakan histeris di mobil, saya samperin. Ketika disamperin, ya betul, ada megang senjata tajam pisau," katanya.
(kny/jbr)