Trauma Siswa Baru SMA Binus Simprug Diduga Dibully-Dipukuli hingga Masuk RS

Trauma Siswa Baru SMA Binus Simprug Diduga Dibully-Dipukuli hingga Masuk RS

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 14 Sep 2024 20:35 WIB
Boy showing STOP gesture with his hand. Concept of domestic violence and child abuse. Copy space
Ilustrasi bullying (Getty Images/iStockphoto/gan chaonan)
Jakarta -

Kasus bullying kembali terjadi di lingkungan sekolah. Kali ini siswa SMA Binus School Simprug berinisial RE (16) diduga menjadi korban bullying sampai masuk ke rumah sakit.

RE disebut mengalami pelecehan seksual, dikeroyok bergilir, hingga mengalami trauma. RE melalui kuasa hukumnya, Sunan Kalijaga, melaporkan dugaan bullying itu ke polisi. Laporan teregister dengan nomor LP/B/331/I/2024/SPKT POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA. Adapun terlapor empat orang siswa Binus berinisial KE, R, K, dan C.

"Terlapor empat orang. Sama-sama (siswa) kelas 12. Tepatnya kejadian 30-31 Januari 2024. Dua hari berturut-turut," kata Sunan Kalijaga saat dihubungi, Sabtu (14/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sunan mengungkapkan awal mula dugaan bullying terjadi terhadap kliennya. Dia menjelaskan peristiwa bermula saat korban sebagai murid pindahan memulai hari pertamanya di Binus Simprug lalu didatangi oleh terduga pelaku yang kemudian menanyakan latar belakang korban.

"Dia bilang dia masuk situ sebagai anak baru. Lalu dari hari pertama masuk sudah mendapatkan bullying yang diduga dilakukan ada anak-anak pejabat, ada orang-orang besarlah. Korban bilang saya nggak mau cari masalah, saya cuma mau sekolah," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Namun korban justru mendapatkan bullying, baik verbal maupun nonverbal. Sunan mengatakan korban bahkan mendapati pelecehan seksual hingga dikeroyok secara bergilir oleh terduga pelaku di hadapan siswa lainnya.

"Sudah mulai itu secara verbal, di-bully setiap hari. Sampai disuruh ini-itu. Sampai ada dugaan pelecehan seksual di hadapan orang banyak. Ada kekerasan, ada pemukulan, bahkan dia digilir, digebukinnya digilir, disaksikan banyak orang secara dua hari berturut-turut," tuturnya.

Dilakukan 2 Hari Berturut-turut

Pihak korban mempertanyakan pengawasan pihak sekolah dan meminta klarifikasi lantaran dugaan bullying dilakukan dua hari-hari berturut-turut di jam sekolah. Korban sampai dilarikan ke rumah sakit.

"Kami selaku tim kuasa hukum dan mewakili orang tua korban sangat menyayangkan dan ingin meminta klarifikasi dari pihak sekolah. Kok bisa ada kejadian seperti ini berulang di dalam sekolah di waktu jam sekolah. Ini ke mana pengawasan guru dan sekuriti. Ini juga kami pertanyakan kepada pihak sekolah," imbuhnya.

Para terduga pelaku masih melakukan bullying secara online kepada korban ketika keluarga korban meminta pembelajaran dilakukan secara daring. Hingga akhirnya proses pembelajaran pun dihentikan.

"Berjalan seperti itu, informasinya pada saat online pun keterangan korban, si korban tetap mendapatkan bullying secara online. Sehingga ya sudah tidak online lagi sampai sekarang. Artinya, hal anak korban mendapat pendidikan, di mana ortunya selalu membayar tepat waktu uang untuk sekolahnya senilai puluhan juta itu tidak didapatkan," kata dia.

Laporan Ditindaklanjuti Polisi

Polisi menindaklanjuti laporan RE (16). Terkini, kasus tersebut sudah naik ke tahap penyidikan.

"Iya, naik penyidikan. Terlapor empat orang," kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi kepada wartawan, Sabtu (14/9/2024).

Nurma mengatakan status kasus naik ke tahap penyidikan terjadi setelah polisi melakukan gelar perkara terhadap kasus itu. Dari hasil penyelidikan, didapati ada dugaan tindak pidana dalam pelaporan tersebut.

Saat ini kasus tersebut masih berjalan di Polres Metro Jakarta Selatan. Pihak kepolisian masih melakukan serangkaian pendalaman.

"Ya, kalau tindak pidana, kalau lihat videonya, jelas, ada. (Status kasus naik penyidikan) hari Senin," ujarnya.

Binus School Buka Suara

Dilansir Antara, Binus School Simprug sudah melakukan investigasi soal dugaan bullying terhadap seorang siswa. Pihaknya menekankan tidak ada bullying, tapi murni perselisihan antarsiswa.

"Sekolah telah melaksanakan investigasi berdasarkan bukti dan saksi, kami menemukan bahwa kejadian tersebut adalah perselisihan antarsiswa," kata staf Hubungan Masyarakat Binus School Education Haris Suhendra dilansir Antara, Sabtu (14/9/2024) hari ini.

Haris mengatakan, sejak awal, sekolah menanggapi laporan dari yang bersangkutan secara serius. Ia menegaskan tidak ada temuan yang mengindikasikan adanya 'bullying' dan pelecehan seksual. Pihak sekolah telah menindak tegas semua siswa yang terlibat dalam perselisihan tersebut.

"Siswa telah mendapatkan sanksi berdasarkan fakta yang ditemukan dan sesuai dengan peraturan sekolah," ujarnya.

Dengan adanya kejadian ini, sekolah memastikan setiap siswa mendapatkan dukungan pembelajaran, baik luring maupun daring. Pihaknya juga telah mengupayakan menjalin komunikasi dengan orang tua siswa, melakukan kunjungan langsung, dan memfasilitasi mediasi dengan keluarga siswa lainnya.

"Kami menyayangkan adanya tuduhan serta pernyataan yang tidak benar yang disampaikan dalam sejumlah kesempatan, termasuk klaim ketidakpedulian sekolah terhadap kejadian tersebut dan hak pendidikan yang diabaikan," tegas Haris.

Pihaknya menegaskan proses hukum tetap berjalan untuk mencapai keputusan terbaik. Binus School berjanji memegang teguh toleransi nol (zero tolerance policy) terhadap segala bentuk tindakan kekerasan, baik fisik, psikis, maupun emosional. Setiap dugaan kekerasan akan ditanggapi dengan serius oleh sekolah.

Halaman 3 dari 2
(dek/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads