Relawan Prabowo soal Isu Matahari Kembar: Tak Perlu Disikapi Serius

Relawan Prabowo soal Isu Matahari Kembar: Tak Perlu Disikapi Serius

Taufiq Syarifudin - detikNews
Jumat, 13 Sep 2024 18:57 WIB
Wakil Koordinator Relawan Prabowo, Haris Rusly Moti,
Haris Rusly Moti (Silvia Ng/detikcom)

"Demikian juga rumor terkait Apel Akbar Pasukan Berani Mati Jokowi, ini juga muncul dari klaster pelaku yang merupakan residu dari Pilpres 2024. Menurut saya, ini merupakan intrik politik yang tidak terlalu canggih, terlalu mudah dibaca arahnya," sambung dia.

Isu matahari kembar ini sempat disinggung oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, adanya matahari kembar akan membuat kacau dan makin panas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mulanya SBY menyinggung dia yang tak pernah berkunjung ke kantor DPP Demokrat saat dirinya tak lagi memimpin partai. Hal tersebut menjadi bukti kalau memang ia tak lagi mengurus detail terkait urusan partai.

"Saya punya keyakinan, untuk misi besar yg akan dilakukan Demokrat sekarang dan ke masa depan, memang sejak lima tahun yang lalu ketika kepemimpinan Partai Demokrat beralih ke tokoh dan kader yang lebih muda saya belum pernah ke sini," kata SBY di DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/9).

ADVERTISEMENT

"Ini membuktikan bahwa ketika saya mengatakan 'saya sekarang tidak lagi menangani politik sehari-hari, day to day politics', saya pegang kata-kata saya, meskipun hati saya masih di rumah besar ini," ujarnya.

SBY lantas sistem tata surya yang memiliki satu matahari. Ia menganalogikan ke dalam partai yang hanya memiliki satu pemimpin, yakni Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," ujarnya.

SBY menuturkan akan kacau jika dalam sebuah parpol ada dua matahari. Ia pun menyamakan dalam konteks bernegara.

"Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah, termasuk di partai politik kalau mataharinya banyak, bisa dibayangkan, makin panas, karena matahari satu sudah panas, lalu ada dua, ada tiga, bagaimana?" tuturnya.


(ygs/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads