Relawan Prabowo soal Isu Matahari Kembar: Tak Perlu Disikapi Serius

Relawan Prabowo soal Isu Matahari Kembar: Tak Perlu Disikapi Serius

Taufiq Syarifudin - detikNews
Jumat, 13 Sep 2024 18:57 WIB
Wakil Koordinator Relawan Prabowo, Haris Rusly Moti,
Haris Rusly Moti (Silvia Ng/detikcom)
Jakarta -

Mantan Komandan Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Haris Rusly Moti, merespons isu matahari kembar pada kepemimpinan Prabowo Subianto mendatang. Haris menilai isu itu tidak perlu disikapi serius oleh Prabowo dan Gibran.

"Isu matahari kembar dalam pemerintahan yang membentuk dan mengarahkan persepsi seakan ada dua matahari yang bersaing dalam pemerintahan pascapelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober 2024, matahari Prabowo versus matahari Jokowi," kata Haris dalam jumpa pers di DPP Projo, Jakarta Selatan, Jumat (13/9/2024).

"Baik Pak Prabowo maupun Mas Gibran menilai rumor seperti ini sebagai hiburan yang tidak perlu disikapi serius. Pak Prabowo sendiri adalah seorang pemimpin yang berjiwa besar yang tidak mudah dihasut dan diadu domba dengan rumor dan intrik," imbuh dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haris menerangkan matahari kembar di pemerintahan Indonesia tidak masuk akal. Dia mengatakan Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial alias presiden sebagai sentral kekuasaan.

"Presiden mempunyai dwi fungsi sebagai Kepala Negara sekaligus fungsi sebagai Kepala Pemerintahan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Haris mengingat kembali pesan Prabowo yang meminta seluruh relawan, pendukung, dan pemilih pasangan Prabowo-Gibran senantiasa lapang dada dan berjiwa besar dalam menghadapi setiap dinamika politik. Langkah itu dilakukan agar mereka tidak mudah dihasut dan diadu domba.

"Pak Prabowo bukan tipe pemimpin kuping tipis yang mudah dihasut melalui rumor yang telah menjadi jejak sejarah. Jika kita mengubek-ubek jejak digital di masa lalu, maka tidak ada yang sempurna di masa lampau," ujarnya.

Dia menilai isu-isu yang sengaja membenturkan Prabowo dan Gibran adalah intrik untuk membuat pemerintahan mendatang lemah.

"Saya mencoba menerawang tujuan besar dari para pelaku rumor dan intrik politik tersebut, menurut saya tujuan utamanya untuk melemahkan konsolidasi pemerintahan Prabowo-Gibran di bulan-bulan awal pasca 20 Oktober 2024," kata dia.

Selain isu matahari kembar, Haris menyoroti viralnya akun kaskus fufufafa sebagai upaya membenturkan Prabowo dengan Gibran. Hal itu bertujuan mengganggu hubungan baik keduanya sekaligus hubungan dengan Presiden Joko Widodo.

"Menurut saya, rumor politik yang beredar mengeksploitasi cerita kampanye di masa yang lampau seperti akun fufufafa, sengaja diviralkan untuk tujuan merenggangkan hubungan baik Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi dan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka," ucap dia.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

Tonton juga Video: PDIP soal Rencana Kabinet Prabowo Didominasi Profesional: 100% Setuju

[Gambas:Video 20detik]



"Demikian juga rumor terkait Apel Akbar Pasukan Berani Mati Jokowi, ini juga muncul dari klaster pelaku yang merupakan residu dari Pilpres 2024. Menurut saya, ini merupakan intrik politik yang tidak terlalu canggih, terlalu mudah dibaca arahnya," sambung dia.

Isu matahari kembar ini sempat disinggung oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, adanya matahari kembar akan membuat kacau dan makin panas.

Mulanya SBY menyinggung dia yang tak pernah berkunjung ke kantor DPP Demokrat saat dirinya tak lagi memimpin partai. Hal tersebut menjadi bukti kalau memang ia tak lagi mengurus detail terkait urusan partai.

"Saya punya keyakinan, untuk misi besar yg akan dilakukan Demokrat sekarang dan ke masa depan, memang sejak lima tahun yang lalu ketika kepemimpinan Partai Demokrat beralih ke tokoh dan kader yang lebih muda saya belum pernah ke sini," kata SBY di DPP Partai Demokrat di Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (9/9).

"Ini membuktikan bahwa ketika saya mengatakan 'saya sekarang tidak lagi menangani politik sehari-hari, day to day politics', saya pegang kata-kata saya, meskipun hati saya masih di rumah besar ini," ujarnya.

SBY lantas sistem tata surya yang memiliki satu matahari. Ia menganalogikan ke dalam partai yang hanya memiliki satu pemimpin, yakni Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Ada falsafah yang bagus, belajar dari tata surya, apa yang ada di alam semesta. Di alam ini hanya ada satu matahari, tidak ada lagi. Sama dengan Partai Demokrat yang kita cintai, hanya ada satu matahari, yaitu ketua umum kita," ujarnya.

SBY menuturkan akan kacau jika dalam sebuah parpol ada dua matahari. Ia pun menyamakan dalam konteks bernegara.

"Akan kacau dalam sebuah negara, dalam sebuah, termasuk di partai politik kalau mataharinya banyak, bisa dibayangkan, makin panas, karena matahari satu sudah panas, lalu ada dua, ada tiga, bagaimana?" tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads