Rice Anugerahkan Woman of Courage pada Dr Siti Musdah Mulia

Rice Anugerahkan Woman of Courage pada Dr Siti Musdah Mulia

- detikNews
Selasa, 13 Mar 2007 08:49 WIB
Jakarta - Siti Musdah Mulia bukanlah nama asing di Tanah Air. Perempuan bergelar profesor doktor ini bahkan menarik hati Menlu Condoleezza Rice. Musdah pun diganjar International Women of Courage Award.Dalam siaran pers Kedubes AS yang diterima detikcom, Selasa (13/3/2007), Musdah digambarkan sebagai perempuan yang berjuang untuk Islam maupun hak-hak kaum wanita, sebuah perjuangan yang telah menyulut kecaman dari sebagian masyarakat. Pada 1997, dia menjadi wanita pertama yang meraih gelar doktor bidang pemikiran politik Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Pada 1999, dia menjadi wanita pertama yang ditunjuk sebagai profesor riset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada 2004, Musdah dan sebuah tim beranggotakan 11 ahli menuntaskan sebuah proyek perdana -- Counter Legal Draft (CLD) -- yang bertujuan merevisi kitab undang-undang hukum Islam Indonesia. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan The Washington File, Musdah menjelaskan bahwa di antara revisi yang direkomendasikan adalah larangan poligami dan kawin paksa, serta menaikkan usia yang sah bagi wanita untuk menikah dari 16 menjadi 19 tahun. Menurut dia, revisi ini akan membantu mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan penyiksaan terhadap anak. Rekomendasi yang diajukannya ini juga mengimbau diberikannya hak yang setara bagi suami dan istri. Musdah mengusulkan agar revisi CLD ini segera dibahas dan disahkan oleh parlemen Indonesia. Namun, tentangan dan protes keras memaksa Menteri Agama RI membatalkan pembahasannya. Namun badai protes tersebut tidak menyurutkan semangat Musdah mengemban misinya untuk memberikan pencerahan kepada kaum wanita. "Banyak wanita tidak menyadari hak-hak mereka," kata kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, pada 3 Maret 1958 ini.Kegigihan Mulia memperoleh pengakuan dari Amerika Serikat: Pada 7 Maret ia dianugerahi the International Women of Courage Award.Penghargaan baru ini merupakan buah dari keinginan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice untuk memberikan apresiasi kepada wanita di seluruh dunia yang menunjukkan keberanian dan kepemimpinan luar biasa dalam memperjuangkan hak-hak serta kemajuan wanita.Musdah bersama sembilan wanita lainnya menerima penghargaan ini dalam sebuah upacara khusus di Departemen Luar Negeri A.S. Penerima penghargaan lainnya yang berasal dari Afghanistan, Argentina, Iraq, Latvia, Maladewa, Saudi Arabia dan Zimbabwe, dipilih dari 82 nominator yang diajukan oleh kedutaan besar A.S. di seluruh dunia.Musdah mengakui bahwa penghargaan yang diterimanya dari Pemerintah A.S. bisa menyulut kecaman dari kelompok Islam bahwa ia "terlalu kebarat-baratan". Tetapi ia menambahkan bahwa tradisi Islam mengakar dalam dirinya dan keluarganya, dia bersekolah di pesantren dan ayah serta ayah mertuanya adalah kiai. Ia mengatakan bahwa dengan memperoleh penghargaan dari A.S. ia punya kesempatan untuk menjelaskan kepada kelompok Islam dan masyarakat internasional mengenai perjuangannya untuk hak asasi manusia bagi kaum wanita.Sebagai informasi tambahan, buku karya Musdah antara lain berjudul 'Islam Menggugat Poligami' (Gramedia, 2004), 'Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Perspektif Islam' (LKAJ, 1998), 'Pedoman Dakwah Muballighat' (KP-MDI, 2000), 'Muslimah Reformis, Perempuan Pembaharu Keagamaan' (Mizan, 2005), dan 'Perempuan dan Politik' (Gramedia, 2005). (nrl/nvt)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads