Terungkap Detik-detik Meita Aniaya Balita di Daycare

Terungkap Detik-detik Meita Aniaya Balita di Daycare

Devi Puspitasari - detikNews
Sabtu, 17 Agu 2024 07:07 WIB
Meita Irianty, pemilik daycare tersangka penganiayaan balita di Depok.
Foto: Meita Irianty, pemilik daycare tersangka penganiayaan balita di Depok. (Devi Puspitasari/detikcom)
Jakarta -

Mantan karyawan daycare Wensen School mengungkap kesaksiannya soal bosnya, Meita Irianty (37) alias Tata Irianty, tersangka penganiaya balita dan bayi. Selain kekerasan yang dilakukan Meita, mantan karyawan tersebut juga mengungkap kondisi Wensen School.

Eks karyawan bernama Anti ini menyaksikan bagaimana Meita melakukan kekerasan terhadap dua korban. Ia juga yang membongkar tindakan Meita tersebut kepada orang tua korban.

Dari kesaksian Anti ini, terungkap pula bagaimana perlakuan Meita kepada para guru. Anti menyebutkan Meita juga pernah melakukan kekerasan verbal terhadapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, Meita Irianty telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap balita dan bayi. Meita juga ditahan setelah sebelumnya dibantarkan karena sakit. Simak rangkuman ceritanya sebagai berikut.


Meita Disebut Melempar-Mencubit Korban

Anti mengaku melihat secara langsung saat Meita melakukan kekerasan terhadap korban. Menurutnya, Meita melempar hingga mencubit korban yang masih berusia balita.

ADVERTISEMENT

"Iya, dengan mata kepala saya langsung. (Saya melihat korban) dilempar, ditoyor, dicubit," kata Anti kepada wartawan di kantor pengacara di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (16/8).

Anti saat itu mengaku menggandeng tangan korban setelah dianiaya. Namun Meita justru menepuk tangannya.

Pengasuh bernama Anti mengungkap kesakasian saat Meita bos daycare menganiaya balita.Mantan pengasuh daycare Wensen School bernama Anti mengaku melihat langsung saat balita dan bayi dianiaya Meita Irianty. (Devi Puspitasari./detikcom)

"Bahkan, pada saat K gandeng tangan saya, tangan saya ditepak sama beliau buat nggak ngegandeng K (korban inisial MK)," jelasnya.

Anti mengatakan guru-guru tak berani menegur Meita karena dibalas respons dengan nada tinggi. Sebagai bawahan Meita, guru-guru hanya menanyakan kepada atasan mengapa Meita melakukan penganiayaan seperti itu kepada bayi dan balita di daycare tersebut.

"Kita tuh nggak berani negur (Meita) karena kalau misalkan kita tegur pasti dia omongannya juga lebih tinggi gitu kan. Jadi ya kita sebagai bawahannya, ya udah, cuma bisa diem aja gitu. Cuma kita juga nanya sama atasan kita, senior kita, 'Kak, kok Ibu kayak gitu, kenapa, itu kan anak kecil?' gitu, paling kayak gitu," katanya.

Kekerasan Verbal kepada Guru

Tak hanya kepada anak-anak di daycare. Anti mengungkap Meita juga pernah melakukan kekerasan verbal kepada guru-guru di daycare.

"Tapi pas makin ke sini kok ya kaya gitu, bahkan juga perlakuannya beliau tuh kaya gitu. Bukan terhadap korban aja, tapi terhadap kami para guru," jelasnya.

Anti mengaku dirinya sendiri pernah dihina oleh Meita. "Ya aku pribadi sendiri tuh pernah dibilang kaya 'Ih gembel pakai kerudungnya itu terus, nggak bisa beli yang baru ya?' ujarnya.

Dia mengatakan juga pernah bertemu Meita saat pemeriksaan polisi. Meita sempat menegurnya dengan mimik wajah tak mengenakkan.

"Oh kalau yang waktu ditemuin paling di polisi aja, karena kan saya waktu itu dipanggil, ada beliau juga. Saya kaget terus dia nyapa saya dengan mukanya tuh kaya muka kesel gitu, cuma nyapa 'Selamat malam Bu Anti' gitu aja," jelasnya.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya......

Pengasuh Pilih Resign

Anti mengaku memilih resign dari pekerjaannya setelah mengetahui kekerasan yang dilakukan Meita kepada anak-anak asuh. Anti lalu melaporkan penganiayaan yang dilakukan Meita tersebut kepada orang tua korban.

"Yang pertama, aku kerja itu benar-benar karena ikhlas, aku sayang sama anak-anak. Aku nggak pengin ada korban lagi. Makanya aku mau melindungi (korban) K sama H (dengan melaporkan perbuatan Meita)," kata Anti.

Anti mengaku memutuskan resign setelah mengetahui perbuatan Meita kepada korban. Ia juga memutuskan melaporkan hal ini kepada orang tua korban.

"Saya sudah resign. Jadi, ketika saya mengajukan diri untuk memberi tahu orang tua korban, setelah dari situ saya juga memutuskan untuk berhenti," jelasnya.

Dia mengaku, sebelum memutuskan hal itu, sudah menyelidiki lebih dulu akar masalah penganiayaan yang dilakukan Meita. Setelah mendapatkan bukti-bukti, ia pun melaporkan hal tersebut kepada orang tua korban.

"Jadi memang saya selidiki dulu akar masalahnya di mana. Setelah sudah saya temukan bukti-buktinya, terus kesaksian yang saya lihat sendiri, saya lapor ke orang tua. Baru hari itu juga saya mengajukan resign," ucapnya.

Pengacara saksi dan korban penganiayaan anak di daycare Depok, Irfan Maulana, mengungkapkan Wensen School memberi anak-anak makanan tidak layak setiap hari.Pengacara saksi dan korban penganiayaan anak di daycare Depok, Irfan Maulana, mengungkapkan Wensen School memberi anak-anak makanan tidak layak setiap hari. (Devi Puspitasari/detikcom)

Anak-Anak Diberi Makan Tak Layak

Saksi juga mengungkapkan kondisi tempat penitipan anak (daycare) milik Meita Irianty (37) alias Tata Irianty, tersangka penganiaya balita dan bayi. Kuasa hukum saksi dan korban, Irfan Maulana, mengatakan daycare tersebut memberi makanan tidak layak kepada anak-anak.

"Dari hasil penelaahan saat ini, ada beberapa informasi penting yang dibongkar oleh saksi. Kami melihatnya begitu miris kondisi daycare dari mulai perizinannya, tidak ada perizinan. Terus kondisi makanan untuk anak-anak ini sangat tidak layak," kata Irfan kepada wartawan di kantornya, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Jumat (16/8).

Menurutnya, anak-anak di daycare tersebut tidak diberi makanan yang layak. Anak-anak itu hanya disuguhi nuget dan telur setiap hari.

"Jadi mereka itu hanya diberi makan nuget dan telur setiap hari," jelasnya.

Dia mengatakan guru-guru serta pengasuh sampai patungan untuk memberikan makanan yang layak untuk anak-anak.

"Dan itu pun kadang-kadang guru-guru sampai patungan untuk memberikan makanan yang layak terhadap anak-anak ini," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads