MAKI Respons Paloh: Kalau Tak Mau Ada Menteri Ditangkap, Perbaiki Tata Kelola

MAKI Respons Paloh: Kalau Tak Mau Ada Menteri Ditangkap, Perbaiki Tata Kelola

Azhar Bagas Ramadhan - detikNews
Selasa, 13 Agu 2024 08:10 WIB
Koordinator MAKI Boyamin Saiman
Koordinator MAKI Boyamin Saiman (Rizky Adha/detikcom)
Jakarta - Ketum NasDem Surya Paloh menyoroti soal penangkapan kasus korupsi. Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) mengatakan, jika tidak ingin ada pejabat yang tertangkap kasus korupsi, perlu dorongan perbaikan tata kelola.

"Saya mendukung pernyataan Pak Surya Paloh yang mestinya dilengkapi, kalau tidak ingin ada menteri ditangkap maka NasDem bersama DPR-nya bisa memaksa pemerintah untuk memperbaiki tata kelola," kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman kepada wartawan, Senin (12/8/2024).

Boyamin mengatakan, jika tata kelola sudah dilakukan dengan benar, pencegahan korupsi akan terwujud. Dengan begitu, katanya, tidak akan ada menteri yang ditangkap di kasus korupsi.

"Itu bagian dari upaya besar, grand design memberantas korupsi dalam bidang pencegahan. Jadi sebenarnya kalau pencegahan bagus, maka tidak ada perlu yang ditangkap, karena nggak ada korupsi," katanya.

"Jadi saya memohon kepada Pak Surya Paloh menggerakkan DPR Fraksi NasDem untuk mengajak teman-teman DPR dari partai lain dan seluruhnya mengawasi pemerintahan dengan baik. Karena DPR sekarang ada fungsi 3, legislasi, keuangan, dan pengawas. Jadi sebenarnya kalau DPR hebat dalam tiga itu, artinya membuat undang-undang maka saya yakin korupsi itu tidak ada," tambahnya.

Lebih lanjut, dengan tata kelola yang bagus, maka potensi penyelewengan dana proyek hingga pajak akan mengecil.

"Karena apa? Sistem anggaran sudah bagus, bagaimana penerimaan dari pajak, sektor bea cukai, sektor sumber daya alam, royalti, maka akan diterima dengan sebanyak-banyaknya, tidak ada penyelewengan. Tidak ada cerita penyelewengan pajak atau bea cukai sampai Rp 300 triliun, itu pasti tidak ada kalau DPR hebat," katanya.

"Juga penggunaan anggaran untuk proyek, pembangunan, belanja pegawai, modal, investasi, jalan tol, kalau diawasi DPR dengan baik maka tidak akan ada korupsi sehingga tidak ada yang ditangkap," tambahnya.

Paloh Bicara Sensitivitas Korupsi

Surya Paloh menyinggung soal berita penangkapan menteri koruptor yang selalu menjadi konsumsi masyarakat RI. Paloh lantas mempertanyakan apakah bangsa merasa bangga dengan penangkapan tersebut.

"Dari mulai kearifan lokal, adat, istiadat, budaya yang kita miliki. Ini giften sebenarnya yang harus kita lihat dengan nilai positif. Jangan terus menerus kita hanya melihat si A ditangkap, si B masuk penjara, sudah capek kita di negeri ini tiap hari ini aja. Mampus nih bangsa ini. Tiap harinya, itu yang kita konsumsi. Kepala daerah ditangkap, menteri dikejar, ini ditangkap, itu. Bangsa apa ini? Bangga apa kita dengan itu?" katanya saat pembukaan Pameran Seni Indonesia Borderless di NasDem Tower, Jakarta Pusat.

Surya menyebut, ketika terduga koruptor ditangkap, nilai sensitivitas dan empati pasti dikesampingkan. Sebab, kata dia, seorang koruptor dipandang sebagai orang yang jahat.

"Untuk dan atas nama pemberantasan korupsi, seakan-akan kita merasa paling hebat, dan tidak ada sensitivitas lagi, perasaan empati, kasihan, karena semuanya itu pasti orang jahat yang ditangkap. Terlepas dulu dia salah atau tidak salah. Salah kecil bisa jadi salah besar, tapi sisi lain salah besar bisa hilang juga," imbuhnya.

Simak juga Video 'Jokowi: Saya Ingin Wapres, Prabowo, dan Para Menteri Merasakan Udara Bersih IKN':

[Gambas:Video 20detik]

(azh/idn)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads