Pilu WNI Disekap dan Disiksa di Myanmar Berawal dari Mau Cari Kerja

Pilu WNI Disekap dan Disiksa di Myanmar Berawal dari Mau Cari Kerja

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 13 Agu 2024 07:53 WIB
Sepupu korban penyekapan inisial SA bernama Daniel.
Foto: Sepupu korban penyekapan inisial SA bernama Daniel. (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)
Jakarta -

Seorang warga Jakarta Selatan (Jaksel) berinisial SA (27) disekap dan dianiaya di Myanmar. Kasus bermula saat korban hendak mencari kerja ke Thailand.

Pihak keluarga korban, Daniel, mengatakan SA awalnya diajak temannya, Risky, untuk bekerja di Thailand dengan gaji sebesar 10.000 dolar AS atau Rp 150 juta. SA bersama Risky meninggalkan Indonesia pada 11 Juli 2024.

SA sempat bertemu Risky di Bangkok, Thailand. Mereka bersama empat orang keturunan India lainnya awalnya menaiki satu mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, di pertengahan perjalanan, SA berpisah dengan Risky. SA ternyata dibawa ke Myanmar.

"Dia berpikir mau dibawa ke Mae Sot, Thailand ternyata delapan jam perjalanan tak sampai juga, ternyata malah sudah tiba pada sebuah rumah berbentuk rumah susun di Myanmar," kata Daniel, dilansir Antara, Senin (12/8/2024).

ADVERTISEMENT

Saat disekap, SA diberi handphone (HP) untuk menghubungi pihak keluarga. Saat pertama kali dihubungi, keluarga SA diminta pelaku tebusan sebesar 30.000 dolar AS atau sekitar Rp 478 juta.

Uang ratusan juga itu diminta agar korban SA bisa pulang ke Indonesia dengan selamat. Pihak keluarga sempat mengirimkan uang karena SA disekap dan mendapatkan penyiksaan.

Dalam kesempatan itu, SA mengaku tidak bisa berbicara leluasa dengan keluarga ketika terhubung dengan sambungan telepon. SA juga mengaku disiksa sekelompok orang dengan tidak diberi makan minum hingga dipukul menggunakan tongkat baseball.

"Minta duit sekitar Rp 18 jutaan dulu, itu buat meringankan beban dia biar tak disiksa," kata Daniel yang merupakan sepupu korban.

Keluarga SA belum mampu memenuhi permintaan para pelaku karena tidak ada uang. Hingga kini, keluarga SA masih kerap dihubungi para pelaku. Keluarga pun telah melaporkan kejadian ini ke Kemlu, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), hingga Polda Metro Jaya.

Teman SA sudah Pulang ke RI

Sepupu SA, Yohana Apriliani (35), menceritakan Risky diketahui telah kembali ke Indonesia pada 30 Juli 2024. Risky yang menawarkan kerja ke SA mengaku sudah mulai hilang kontak dengan korban SA.

Keluarga korban mengadukan dugaan penyekapan ke Bareskrim Polri. (Rumondang/detikcom)Keluarga korban mengadukan dugaan penyekapan ke Bareskrim Polri. (Rumondang/detikcom)

Simak juga Video 'Kisah Pilu 7 Calon TKI Niat Perbaiki Nasib di Malaysia Berujung Ditipu':

[Gambas:Video 20detik]

Simak fakta-fakta lain di halaman selanjutnya.

"Si Risky ini tanggal 30 Juli kemarin sudah balik lho ke Indonesia. Itu yang kita pertanyakan sebagai keluarga, kok dia yang ngajak tapi dia bisa balik dengan bebasnya, dengan sehatnya ke Indonesia," ungkap perempuan yang akrab disapa Nana itu.

"Sedangkan kita dapat telepon dari SA, dia tuh di sana disekap, disiksa karena orang sana minta tebusan sebesar USD 30 ribu. Selama uang itu belum masuk, si SA setiap nelepon ke kita, dia selalu disiksa sama orang sana, nggak dikasih makan juga, minum pun nunggu hujan dia baru bisa minum," sambung dia.

Kepada keluarga, SA sempat bercerita bahwa ada 15 orang WNI yang disekap bersamanya di tempat yang sama. Namun hingga kini mereka tak dapat keluar dari tempat itu.

"Kabar terakhir SA, saat ini ya dia keadaannya yang pasti sedang tidak baik-baik saja. Karena dia bilang megang handphone saja posisi tangannya terborgol dan berada di toilet yang cuma selangkah," cerita Nana.

Keluarga Mengadu ke Bareskrim

Keluarga SA mengadukan dugaan penyekapan itu ke Bareskrim Polri hari ini. Keluarga SA juga memberikan bukti-bukti perihal apa yang terjadi pada SA ke Bareskrim.

"Kita diarahin untuk konsultasi ke Satgas TPPO. Nah kita sudah bercerita banyak tentang kasusnya SA ini, lalu kita diarahin lagi untuk bikin Dumas plus dilampirin berkas bukti-bukti yang lainnya," kata Yohana.

"Salah satu bukti chat-an si Risky yang ngajak si SA. Lalu ada laporan Kemenlu dan BP2MI, sama rekaman suara di dalam satu flash disk," tambahnya.

Pihak keluarga SA saat ini fokus memperjuangkan kepulangan SA. Mereka belum terpikir untuk melaporkan Risky ke polisi.

"Saya sebenernya fokus ingin untuk kepulangan SA dulu saja. Kalau untuk kasus si Risky, paling nanti kita nunggu korban (SA) balik ke Indonesia. Saat ini fokus untuk minta (bantuan) pergerakan Pemerintah dan Kepolisian Indonesia untuk kepulangan SA aja dulu," imbuh Nana.

Disekap di Wilayah Konflik

SA diduga disekap di wilayah Myawaddy, Myanmar. Wilayah itu disebut sulit dijangkau karena dikuasai kelompok bersenjata.

Simak juga Video 'Kisah Pilu 7 Calon TKI Niat Perbaiki Nasib di Malaysia Berujung Ditipu':

[Gambas:Video 20detik]

Simak upaya Kemlu di halaman selanjutnya.

"Otoritas Myanmar sendiri pun tidak dapat menjangkau," kata Diplomat Muda Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Rina Komaria.

Selain dikuasai kelompok bersenjata, wilayah Myawaddy juga merupakan daerah konflik di Myanmar. Dia mengaku turut prihatin atas kejadian tersebut dan upaya pembebasan korban masih dilakukan.

Kemlu Koordinasi ke Otoritas Myanmar

Kemlu telah menerima laporan aduan mengenai kasus tersebut dan kini sudah ditangani oleh KBRI Yangon, Myanmar. Saat ini Pemerintah Indonesia masih berkoordinasi dengan otoritas Myanmar untuk menangani kasus tersebut.

"Masih koordinasi dengan otoritas Myanmar, wilayahnya daerah konflik sehingga prosesnya kompleks," kata Rina.
Kemlu RI juga mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan daring (online scam), khususnya yang berkedok penawaran kerja di luar negeri, guna meminimalkan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (WNI dan BHI) di bawah Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu mencatat angka kasus TPPO cukup tinggi mencapai 2.199 kasus penipuan daring yang menimpa WNI sejak 2020 hingga Mei 2023.

Simak juga Video 'Kisah Pilu 7 Calon TKI Niat Perbaiki Nasib di Malaysia Berujung Ditipu':

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 3
(jbr/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads