WNI Disekap di Myanmar, Awalnya Diajak Kerja di Thailand Gaji Rp 150 Juta

Antara News - detikNews
Senin, 12 Agu 2024 11:36 WIB
Daniel menceritakan soal sepupunya yang berinisial SA disekap dan disiksa di Myanmar. (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)
Jakarta -

Seorang warga Jakarta Selatan (Jaksel) berinisial SA (27) disekap di wilayah Myawaddy, Myanmar. Wilayah itu disebut sulit dijangkau karena dikuasai kelompok bersenjata.

"Otoritas Myanmar sendiri pun tidak dapat menjangkau," kata Diplomat Muda Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rina Komaria, dilansir Antara, Senin (12/8/2024).

Kemlu telah menerima laporan aduan mengenai kasus tersebut dan kini sudah ditangani oleh KBRI Yangon, Myanmar. Saat ini Pemerintah Indonesia masih berkoordinasi dengan otoritas Myanmar untuk menangani kasus tersebut.

Selain dikuasai kelompok bersenjata, wilayah Myawaddy merupakan daerah konflik di Myanmar. Dia mengaku turut prihatin atas kejadian tersebut dan upaya pembebasan korban masih dilakukan.

"Masih koordinasi dengan otoritas Myanmar, wilayahnya daerah konflik sehingga prosesnya kompleks," kata Rina.

Kronologi WNI Disekap di Myanmar

Pihak keluarga korban, Daniel, mengatakan SA awalnya diajak temannya, Risky, untuk bekerja di Thailand dengan gaji sebesar 10 ribu dolar AS atau Rp 150 juta. SA bersama Risky meninggalkan Indonesia pada 11 Juli 2024.

Sesampai di Bangkok, Thailand, SA bersama Risky dan empat orang keturunan India lainnya menaiki satu mobil. Namun, di pertengahan perjalanan, SA berpisah dengan Risky karena akan diberangkatkan ke Myanmar.

"Dia berpikir mau dibawa ke Mae Sot, Thailand, ternyata delapan jam perjalanan tak sampai juga, ternyata malah sudah tiba pada sebuah rumah berbentuk rumah susun di Myanmar," kata Daniel.

Ketika keluarga pertama kali dihubungi oleh SA, para penipu meminta tebusan sebesar 30 ribu dolar AS atau sekitar Rp 478 juta agar SA bisa pulang ke Indonesia dengan selamat.

Daniel mengatakan pihak keluarga sempat mengirimkan uang karena SA disekap dan mendapatkan penyiksaan. Dalam kesempatan itu pula, SA mengaku tidak bisa berbicara leluasa dengan keluarga ketika terhubung dengan sambungan telepon.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Polri: Judi Online Marak Sejak Pandemi, Dioperasikan di Myanmar hingga Laos







(jbr/imk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork