Cara Melihat Hujan Meteor Perseid, Puncaknya 12-13 Agustus 2024

Cara Melihat Hujan Meteor Perseid, Puncaknya 12-13 Agustus 2024

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Minggu, 11 Agu 2024 16:56 WIB
ilustrasi hujan meteor
Ilustrasi hujan meteor (Foto: Unsplash/@schmidy)
Jakarta -

Hujan meteor Perseid tengah berlangsung dan puncaknya terjadi pada tanggal 12 hingga 13 Agustus 2024. Menurut para astronom, Perseid merupakan fenomena hujan meteor terbaik dan paling indah sepanjang tahun ini.

Bagi pemburu hujan meteor, dapat melakukan pengamatan untuk menyaksikan langsung berlangsungnya hujan meteor Perseid pada saat puncaknya. Berikut informasi yang perlu diketahui sebagai persiapan untuk melihat hujan meteor Perseid nantinya:

Puncak Hujan Meteor Perseid: 12-13 Agustus 2024

Mengutip dari laporan BRIN, puncak hujan meteor Perseid akan terjadi pada Senin, 12 Agustus 2024 sampai Selasa, 13 Agustus 2024. Saat puncaknya, hujan meteor dari konstelasi Perseus ini diprediksikan akan berlangsung 100 meteor per jamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara waktu mulai terjadi fenomena ini untuk bisa diamati dari wilayah Indonesia, mengutip dari laporan Earth Sky, hujan meteor Perseid tanggal 12-13 Agustus diprakirakan akan terjadi mulai pukul 21.00 WIB. Pengamatan disarankan saat langit gelap tanpa polusi.

Tips Mengamati Fenomena Hujan Meteor Perseid

Waktu terbaik untuk mengamati hujan meteor Perseid adalah dimulai pada sekitar tengah malam atau dini hari hingga menjelang waktu subuh atau sampai fajar menyingsing. Menurut Earth Sky, hujan meteor Perseid cenderung bertambah banyak saat malam semakin larut hingga dini hari sebelum fajar menyingsing.

ADVERTISEMENT

Hujan meteor Perseid bulan Agustus sangat kaya dan stabil, dari awal Agustus sampai puncaknya. Meteor-meteornya berwarna-warni. Dan meteor-meteor itu sering meninggalkan jejak yang terus-menerus. Semua faktor ini membuat hujan meteor Perseid menjadi hujan meteor yang paling disukai di belahan bumi utara.

Menurut BRIN, hujan meteor dapat disaksikan dengan mata telanjang alias tanpa alat bantu pengamatan apapun. Mengamati hujan meteor dapat dilakukan dengan cara mencari tempat yang gelap dan berpandangan luas (tidak ada bangunan tinggi) bisa pegunungan atau pantai. Jika bisa berdiri di bawah radian di belahan manapun maka hujan meteor terlihat lebih banyak.

Meteor Perseid dan Bagaimana Proses Terbentuknya

Mengutip dari Science NASA, hujan meteor Perseid adalah hujan meteor yang mencapai puncaknya pada pertengahan bulan Agustus. Dengan meteor yang cepat dan terang, Perseid sering meninggalkan "jejak" cahaya dan warna yang panjang di belakangnya saat melesat melewati atmosfer Bumi.

Perseid merupakan salah satu hujan meteor yang paling banyak terjadi dengan sekitar 50 sampai 100 meteor yang terlihat per jam. Hujan meteor ini Perseid juga dikenal dengan bola apinya. Bola api adalah ledakan cahaya dan warna yang lebih besar yang dapat bertahan lebih lama daripada rentetan meteor biasa, karena bola api berasal dari partikel materi komet yang lebih besar.

Proses terbentuknya Perseid sendiri adalah berasal dari komet 109P/Swift-Tuttle. Komet ini membutuhkan waktu hingga 133 tahun untuk sekali mengorbit Matahari. Komet Swift-Tuttle terakhir kali mengunjungi tata surya bagian dalam pada tahun 1992.

(wia/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads