Wapres Mau Damaikan, PBNU: Konflik dengan PKB Masalah Keluarga, Tak Serius

Wapres Mau Damaikan, PBNU: Konflik dengan PKB Masalah Keluarga, Tak Serius

Taufiq Syarifudin - detikNews
Kamis, 08 Agu 2024 17:21 WIB
Ulil Abshar Abdalla
Ketua Lakpesdam PBNU, Ulil Abshar Abdala (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Ketua Bidang Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU Ulil Abshar Abdalla mengungkapkan hubungan antara PKB dan PBNU tidak ada konflik serius. Katanya, masalah yang ada merupakan masalah keluarga.

"Ya kita tunggu saja perkembangannya, karena ini masalah antarsaudara dalam keluarga. Nggak usah khawatir. Nggak ada yang serius," ujar Ulil Abshar Abdalla di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Jawaban Ulil itu sekaligus merespon niat Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang siap menjadi juru damai kedua kubu. Kendati begitu Ulil berpendapat para senior atau disebut juga sesepuh yang awal memprakarsai PKB akan menjadi referensi untuk mengelola organisasi lebih baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya semua sesepuh NU yang dulu mendirikan PKB ya kita apa namanya kita jadikan lah sebagai rujukan untuk mengelola secara lebih baik lagi antara PBNU dan PKB," katanya.

"Insyaallah ini masalah tidak ada yang serius, ini masalah keluarga, biasa lah antar keluarga," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengaku siap menjadi mediator untuk mendamaikan perseteruan PKB dengan PBNU. Namun Ma'ruf menolak jika dirinya hanya dijadikan sebagai peluru untuk menghantam kubu satu dan lainnya.

"Kalau keinginan mereka itu untuk saya dimintai sebagai orang yang bagaimana mengikhlaskan, mendamaikan ya, dengan tulus, dengan ikhlas, saya sangat bersedia. Bersedia tentu," kata Ma'ruf Amin usai kunjungan ke MuseumKu Gerabah Timbul Raharjo Kasongan di Kajen, Bangunjiwo, Bantul, DIY, Rabu (7/8) kemarin.

Ma'ruf menyampaikan mendamaikan pihak yang berseteru merupakan perintah agama. Ditambah lagi, posisi Ma'ruf sebagai salah satu pendiri PKB dan mantan Rais Aam PBNU. Namun ia enggan jika hanya dijadikan sebagai senjata satu pihak.

"Karena untuk mendamaikan itu kan perintah, perintah agama, apalagi saya juga terlibat dulu waktu pendiriannya, bahkan ketua Dewan Syuro pertama saya. Sebelum Gus Dur tentu saya punya," ucapnya.

"Tapi, kalau hanya untuk nyari peluru untuk menghantam yang satu, hanya minta dari saya tapi untuk digunakan peluru untuk menghantam yang lain, saya tidak bersedia. Itu kan namanya saya memberi peluru-peluru untuk tambah konfliknya," sambungnya.

(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads