Fokker si Hebat Anak Kediri

Laporan dari Den Haag

Fokker si Hebat Anak Kediri

- detikNews
Selasa, 27 Feb 2007 16:46 WIB
Den Haag - Siapa nyana Fokker anak Kediri? Pesawat buatannya pernah menjadi andalan Angkatan Udara Jerman dalam Perang Dunia I.Anton Herman Gerard Fokker, dilahirkan pada 6/4/1890 di Kediri, Jawa Timur. Panggilan masa kecilnya: Tony. Ia punya zus (kakak perempuan), Toos namanya. Ayahnya, Herman Fokker, adalah pemilik perkebunan kopi di sana. Ketika Tony mencapai usia 4 tahun, dia dan kakak perempuannya diboyong ke Belanda, tepatnya di Haarlem. Alasan boyongan ini adalah agar Tony dan Toos bisa mendapat pendidikan Belanda. Namun, Tony ternyata punya tabiat seperti sang ayah, yakni tidak betah sekolah. Dia lebih suka bermain dengan kereta api dan mesin uap mainan. Akhirnya Fokker yunior putus sekolah di sekolah menengah. Pada saat itu dia menemukan ban antibocor, sayangnya temuan ini sudah dipatenkan orang.Karena tak betah sekolah dan maunya bermain mengutak-atik barang, akhirnya seperti disebutkan dalam dutchspace.nl, Tony pada musim panas 1910 dikirim oleh ayahnya untuk sekolah monteur (montir) mobil di Salbach, dekat Mainz, Jerman. Di sana Tony berubah selera lagi. Dia ingin terbang dan memutuskan memilih belajar montir pesawat.Hebatnya anak kelahiran Kediri ini, pada tahun yang sama (1910) dia sudah bisa merancang sendiri pesawat pertamanya, yang dinamai De Spin. Pada 31 Agustus 1911, Tony mendemonstrasikan pesawat rancangannya itu dengan terbang mengitari menara gereja di Haarlem. Peristiwa bersejarah itu melambungkan namanya.Setahun kemudian, Tony alias Fokker yunior memutuskan untuk menetap di Jerman dan menjadi produsen pesawat terbang. Perusahaannya diberi nama Fokker Aviatik GmbH dengan cabang di dua tempat: Berlin dan Schwerin. Selain memproduksi pesawat tipe De Spin, perusahaan ini juga bergerak di bidang jasa pendidikan penerbangan.Tidak lama setelah itu pecah Perang Dunia (PD) I. Pabrik Fokker mendapat order melimpah dari Angkatan Udara Jerman. Pada saat itu Fokker berhasil memproduksi pesawat legendaris tipe DI dan DVII, berbentuk triple decker, masing-masing diproduksi sejumlah 322 dan 866 unit. Seusai PD I, tipe DVII diambil alih oleh Amerika Serikat (AS).Keunggulan teknologi dari pesawat buatan Fokker saat itu adalah kelengkapan senjata mitraliur yang pelurunya melesat di antara baling-baling yang tengah berputar. Teknologi Fokker ini mampu meningkatkan performa tempur Angkatan Udara Jerman secara signifikan.Selama PD I, produksi pesawat tempur Fokker tipe ini mencapai 3.300 unit. Sebanyak 2.000 unit lainnya diproduksi secara lisensi oleh perusahaan Hongaria, MAG. (es/es)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads