Upaya mewujudkan pertambangan ramah lingkungan terus digalakkan lewat langkah-langkah berkelanjutan. Hal ini dilakukan karena aktivitas pertambangan berdampak besar terhadap lingkungan.
Beberapa dampak negatif pertambangan dapat menyebabkan produktivitas lahan menurun, kepadatan tanah bertambah, menyebabkan erosi dan sedimentasi, mengganggu flora dan fauna, mengganggu kesehatan masyarakat, hingga merusak iklim. Namun, kini berbagai pihak menyadari pentingnya upaya keberlanjutan untuk menjaga lingkungan.
Salah satu upaya ini didorong dengan hadirnya program Green Smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian mineral. Pemerintah pun membatasi pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan demi mendorong industri hijau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ingin tahu lebih lanjut mengenai program Green Smelter? Topik ini akan dikupas tuntas secara mendalam langsung bersama ahlinya dalam Greentalk bertema 'Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Industri Pertambangan' di detikSore yang tayang di 20detik.com, 5 Agustus 2025 pukul 15.30-18.00 WIB.
Greentalk yang bekerja sama dengan KLHK ini menggandeng narasumber dari pemerintah dan pelaku usaha, antara lain Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro, Direktur HSE PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel) Tonny Gultom, Direktur PT Bayan Resources Tbk Alexander Ery Wibowo.
Para narasumber akan mendiskusikan cara-cara perusahaan berperan aktif sebagai pelaku program Pertambangan Ramah Iklim. Sekaligus membahas tantangan pengembangan Green Smelter dan inovasi yang dilakukan dalam menjalankan penambangan berkelanjutan.
Adapun Greentalk ini merupakan bagian dari rangkaian acara Festival LIKE 2 yang akan digelar KLHK pada 8-11 Agustus 2024 di JCC Senayan, Jakarta. Festival LIKE merangkum akumulasi kerja-kerja dan langkah korektif bidang Lingkungan Hidup, Iklim, Kehutanan dan Energi (khususnya energi terbarukan).
Ajang yang mengusung tema '10 Tahun Kerja untuk Sustainabilitas' ini dibagi menjadi tiga sub tematik. Ketiga tema antara lain teknologi ramah iklim yang mengekspos inovasi lingkungan dari masyarakat, kementerian/Lembaga, dan dunia usaha; partisipasi publik yang akan mengupas peran masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan lahan, kemitraan konservasi, pemulihan lingkungan, inovasi sosial, dan peran generasi muda; serta akses dana lingkungan bagi masyarakat dan generasi muda untuk mendorong keterlibatan aktif dalam pelestarian lingkungan dan kehutanan.
Berbagai sesi inspiratif penuh wawasan akan dihadirkan, seperti I LIKE CONCERT, I LIKE WALK (Fun Walk), Talkshow, Exhibition, Coaching Clinic, Sellers Meet Buyer, Demo Inovasi, Competition, dan KLHK Appreciation Night. Presiden RI Joko Widodo pun dijadwalkan memberikan opening ceremony dalam gelaran ini.
Sebagai informasi, Festival LIKE 2 disponsori oleh PT Pertamina (Persero), PT Bayan Resources Tbk, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), PLN, Adaro, PT Vale Indonesia, APP Group, Merdeka Copper Gold, Astra, Le Minerale, Berau Coal Energy, Borneo Indobara, PT BUMI ResourceS Tbk, Sucofindo, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Harita Nickel, APRIL, Huayou Indonesia, PT Freeport Indonesia, MIND ID, Eramet, Bio Farma, Star Energy Geothermal, Unilever, Sido Muncul, PT Kaltim Prima Coal, PT Arutmin Indonesia, PT Gunung Raja Paksi Tbk, PT Indexim Coalindo, PT Indo Muro Kencana, PT Bukit Asam Tbk, Musim Mas, PT Inalum, PT Antam, dan PT Solusi Bangun Indonesia (Tbk). Serta didukung oleh ExxonMobil Cepu Limited, PT Timah Tbk, PT Wiralab Analitika Solusindo, dan PT Rizqi Semesta.
(anl/ega)