Pedagang kaki lima di samping Kedutaan Besar Belanda mengeluhkan adanya proyek galian di Kuningan, Jakarta Selatan. Proyek tersebut dinilai membuat omzet sejumlah pedagang turun.
Hendro pedagang mi ayam di Jalan Besakih, Kuningan, Jakarta Selatan samping Kedutaan Belanda mengatakan, imbas proyek galian ini semakin sedikit pelanggannya yang mampir. Pelanggannya langsung lewat karena jalanan macet.
"Ternyata saya juga merasakan, omzet turun sampai 30 persen mungkin ada. Kadang mi saya buat 12 kilogram habis, ini paling jadi delapan kilogram aja," kata Hendro kepada detikcom di lokasi, Senin (29/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, kemacetan di Jalan Besakih imbas proyek galian di Jalan Denpasar Raya dan Jalan HR Rasuna Said, atau tepatnya depan dan belakang Kedutaan Besar Belanda. Proyek galian membentang sepanjang jalan.
Di Jalan Besakih dan Jalan Denpasar Raya satu jalur ditutup. Kendaraan harus berebut jalur untuk lewat jalan tersebut.
Kembali ke Hendro, ia mengatakan awalnya proyek galian hanya ada di Jalan HR Rasuna Said. Ketika itu, jumlah pelanggannya masih seperti hari-hari biasa.
Penurunan omzet mulai terjadi ketika proyek galian di Jalan Denpasar Raya. Jalan itu biasanya dilalui warga untuk menuju Mega Kuningan.
"Yang ini baru seminggu apa dua minggu. Nah sejak yang ini ditutup, mulai turun. Jadi pusing juga saya," kata dia.
Hendro pun berharap proyek galian di Kuningan segera usai. Sebab biasanya di Jalan Besakih tak pernah ada kemacetan.
"Di sini tuh nggak pernah macet sebelumnya. Karena ada galian aja jadi macet. Debu juga kadang kelihatan, mungkin orang jadi malas juga ya. Semoga cepat kelar aja deh, biar normal lagi," tandasnya.
(isa/isa)