Konflik dengan Manusia Jadi Ancaman Serius Terhadap Populasi Harimau

Konflik dengan Manusia Jadi Ancaman Serius Terhadap Populasi Harimau

Dea Duta Aulia - detikNews
Minggu, 28 Jul 2024 20:44 WIB
Ilustrasi harimau (Andhika-detikcom)
Foto: Ilustrasi harimau (Andhika-detikcom)
Jakarta -

Menjaga populasi harimau di Indonesia merupakan hal harus dilakukan. Apalagi saat ini, dari 3 spesies harimau yang dimiliki oleh Indonesia, 2 diantaranya sudah dinyatakan punah yakni Harimau Jawa dan Harimau Bali.

Ketua Forum HarimauKita Erni Suyanti mengatakan turunnya populasi harimau tidak terlepas dari konflik yang kerap terjadi antara satwa dengan manusia. Tak hanya itu, aktivitas manusia seperti perkebunan dan pembukaan lahan tambang juga menghimpit ruang hidup harimau.

"Ada dua hal bisa jadi karena perilaku harimau itu sendiri dan adanya aktivitas manusia yang berdampak pada terjadinya konflik. Aktivitas manusia yang ancam populasi harimau, perubahan tutupan hutan, adanya aktivitas manusia di habitat harimau misalnya berkebun, pertambangan, dan ada jalan yang melintas di habitat harimau itu salah satu pemicu konflik," kata Erni di Tiger Day 2024 Jakarta, Minggu (28/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, agar populasi satwa tersebut terjaga maka sejumlah langkah pun harus dilakukan. Salah satunya dengan memetakan daerah-daerah mana saja yang berpotensi untuk terjadinya konflik antara manusia dengan harimau.

"Kita harus mapping daerah-daerah mana saja yang rawan konflik itu mana saja. risiko itu ada tinggi, sedang, dan rendah. Jadi kita tau, kalau yang risiko tinggi itu harus dapat perhatian khusus. Jika di sana ada aktivitas manusia, kalau aktivitasnya legal kita harus lakukan pendampingan edukasi bahkan melihatkan secara langsung masyarakat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga populasi harimau. Namun masyarakat juga perlu dibekali dengan edukasi yang memadai sehingga kontribusi mereka bisa maksimal.

"Dengan melibatkan masyarakat secara langsung itu bagian dari edukasi kepada masyarakat. bagaimana cara menghindari tidak berinteraksi dengan harimau dan tidak terjadi korban," ungkapnya.

Menurutnya, daerah-daerah yang baru pertama kali berkonflik dengan harmian menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan edukasi. Namun kalau edukasi dilakukan secara rutin, dia optimistis masyarakat bisa turut memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan populasi harimau.

"Yang paling susah adalah jika di daerah itu didaerah itu baru ada konflik harimau dan pertama kali ada korban jiwa. Itu paling susah. Kalau yang biasa biasanya masyarakat sudah teredukasi dengan sendirinya dan rutin. Yang terjadi pertama kali gejolak pasti ada tapi dengan pendampingan secara terus menerus akhirnya mereka tahu bagaimana menangani konflik," tuturnya.

Selain itu, menjaga rantai makanan harimau juga dibutuhkan untuk memastikan populasi harimau terjaga. Pasalnya makin sedikit satwa yang dimangsa seperti rusa, babi, dan lainnya maka daya jelajah harimau semakin luas.

"Aktifitas perburuan bukan hanya harimau sendiri tp terhadap satwa mangsanya sendiri itu juga berpengaruh terhadap konflik. Kalau satwa mangsanya seperti rusa, babi hutan, dan lainnya. Karena jelajah harimau tergantung kepadatan satwa mangsa. Jika satwa mangsa tidak ada harimau akan membuat jelajahnya semakin luas dan bisa ke arah ladang," ungkapnya.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki sejumlah strategi untuk menjaga populasi satwa langka. Langkah ini dilakukan untuk menyeimbangkan keanekaragaman hayati di tengah gempuran era pembangunan.

"Pertama penyelamatan kepada satwa-satwa ikonik endemik kita dalam kondisi sangat langka," kata Wakil Menteri KLHK Alue Dohong dikutip dari detikNews.

Selain melakukan penyelamatan, langkah lain yang bisa dilakukan yakni dengan memanfaatkan teknologi. Menurutnya, pemanfaatan teknologi sangat dibutuhkan untuk menjaga populasi satwa langka.

"Kita sampaikan juga ada perkembangan teknologi juga ART (Assisted Reproductive Technology) kita harus bisa menggunakan itu dalam memperbesar populasi satwa-satwa langka kita," jelasnya.

Assisted Reproductive Technology adalah cara untuk mendapatkan kehamilan dengan menggunakan prosedur seperti pengobatan fertilitas, fertilisasi in vitro (bayi tabung), dan surogasi.

"Memperbaiki ekosistem juga penting. Karena satwa-satwa ini sangat berkelanjutan dan kelangsungan hidupnya dari ekosistemnya. Karena habitatnya harus dijaga. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah tapi juga tanggung jawab semua pihak," tutupnya.

Sebagai informasi, KLHK membahas sejumlah isu tentang kelestarian lingkungan di acara Festival LIKE di Jakarta Convention Center pada 8-11 Agustus 2024. Untuk informasi lebih lanjut bisa langsung kunjungi website di sini.

(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads