Kisah Pilu Bu Nunuk Tertipu 'Haji Furoda' hingga Wafat di Tanah Suci

Kisah Pilu Bu Nunuk Tertipu 'Haji Furoda' hingga Wafat di Tanah Suci

Tim detikJatim - detikNews
Sabtu, 27 Jul 2024 17:02 WIB
Anak dan menantu Bu Nunuk, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya yang meninggal di Tanah Suci.
Bu Nunuk (Esti Widiyana/detikJatim)

Daftar Haji Furoda Ternyata Haji Backpacker

Pihak keluarga turut menduga adanya kejanggalan dari pihak travel. Sebab, Bu Nunuk dan suaminya berangkat haji menggunakan visa kunjungan pribadi, bukan visa haji.

Ketika pihak keluarga menanyakan ke pihak travel, dijawab haji backpacker. "Nggak ada kepikiran apa-apa, mikir pasti balik. Karena harganya sama kayak furoda, di atas Rp 200 juta," ungkap Rizaldi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizaldi juga mengaku orang tuanya tidak terbuka dengan keberangkatan haji dengan nama travel apa. Dia dan keluarga lainnya baru mengetahui saat sudah muncul kejadian-kejadian di Arab Saudi.

Sempat Dikejar-kejar Polisi Arab Saudi

Rizaldi mengaku, ketika Bu Nunuk dan suaminya sudah tiba di Tanah Suci, mereka merasa ketakutan karena dikejar-kejar polisi Arab. Dia mendapat aduan dari ibunya jika apartemen mereka sempat didobrak polisi.

ADVERTISEMENT

"Apartemen tempat persembunyian Mama dan Papa. Sempat didobrak polisi, lari ke sana-ke sini sampai mama saya kepegang polisi. Saya tahu dari salah satu video di medsos sama kayak ceritanya Mama. Saya nggak tahu termasuk (Bu Nunuk) atau tidak, tapi ceritanya persis seperti kejadian Mama," ceritanya.

Bu Nunuk Tidak Punya Riwayat Penyakit

Salah satu kejanggalan lainnya yang diungkap pihak keluarga adalah bahwa Bu Nunuk tidak memiliki riwayat penyakit. Rizaldi mengungkap, selama hidup, Bu Nunuk selalu sehat tidak memiliki penyakit berisiko.

Namun, saat melempar jumrah, tambah Rizaldi, ibunya disebut mengalami dehidrasi. Bahkan bicaranya melantur. Hal itu diungkapkan oleh ayahnya saat mendampingi Bu Nunuk sebelum akhirnya terpisah dan hilang.

"Hilangnya, kata ayah, sudah dehidrasi parah, sudah nggak stabil, ngomongnya ngaco. Mama lempar jumrah bilang nggak kuat, ngajak ayah mundur. Ayah minta lempar jumrah dulu baru mundur, setelah lempar jumrah, Ibu ditoleh sudah nggak ada di sebelahnya. Entah jatuh pingsan, Ayah noleh mau dikejar nggak bisa karena melawan arus," ceritanya panjang lebar.


(wia/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads