Sejarah dan Makna Tradisi Penyalaan Api dan Estafet Obor Olimpiade

Sejarah dan Makna Tradisi Penyalaan Api dan Estafet Obor Olimpiade

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Sabtu, 27 Jul 2024 14:28 WIB
Torchbearer Didier Drogba of France holds the Olympic torch to light the cauldron at the Velodrome stadium in Marseille, southern France, Thursday, May 9, 2024. Torchbearers are to carry the Olympic flame through the streets of Frances southern port city of Marseille, one day after it arrived on a majestic three-mast ship for the welcoming ceremony. (AP Photo/Daniel Cole)
Potret meriah estafet obor Olimpiade di Paris (Foto: AP/Daniel Cole)
Jakarta -

Penyalaan api dan estafet obor menjadi tradisi pembukaan Olimpiade dari masa ke masa. Untuk Olimpiade era modern, tradisi estafet obor ini pertama kali dilakukan saat Olimpiade tahun 1928 di Amsterdam, Belanda.

Adapun tradisi penyalaan api dilakukan dari Kota Olympia, Yunani, tempat asal penyelenggaraan Olimpiade pada masa kuno. Penyalaan api sendiri terinspirasi dari tradisi Yunani kuno, mitologi mengenai Promotheus.

Sejarah Penyalaan Api Olimpiade

Mengutip dari laman resmi Olympics, tradisi penyalaan api menandai dimulainya ajang Olimpiade. Sementara estafet obor Olimpiade bermakna mengirimkan pesan perdamaian dan persahabatan di sepanjang rutenya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Api dinyalakan di Kota Olympia, tempat asal penyelenggaraan Olimpiade era kuno. Api dinyalakan menggunakan sinar matahari dan sebuah cermin parabola, skaphia, yang merupakan peninggalan Peradaban Yunani Kuno.

Sejarah tradisi penyalaan api pertama kali dilakukan pada Olimpiade 1928 di Amsterdam. Mengutip dari Antara, saat itu api dinyalakan di sebuah menara yang menghadap Stadion Olimpiade, tempat pertandingan atletik.

ADVERTISEMENT

Namun, pada Olimpiade tahun 1936 di Berlin, tradisi penyalaan api kembali dilakukan dari asalnya di Kota Olympia, Yunani. Keputusan tersebut juga bertepatan dengan terciptanya tradisi pawai estafet api obor Olimpiade.

Sejarah Estafet Api Obor Olimpiade

Menurut laman History, tradisi estafet api obor Olimpiade ini digagas oleh Carl Diem, penyelenggara Olimpiade Olimpiade di Berlin. Saat itu, lebih dari 3.000 pelari membawa api dari asalnya menuju Stadion Olimpiade Berlin.

Selama estafet, api yang dibawa oleh pelari secara bergilir menggunakan obor itu tidak boleh padam. Menurut laman resmi Olympics, obor Olimpiade dibuat khusus untuk bisa menahan nyala api dalam kondisi cuaca apapun.

Api dibawa dengan obor secara estafet dari tempat asalnya sampai ke tujuan akhir di stadion tempat penyelenggaraan Olimpiade. Tak hanya berjalan kaki, pembawa api bisa menggunakan moda transportasi saat perjalanannya.

Puncaknya adalah ketika estafet api obor Olimpiade telah sampai di tujuan akhir tempat penyelenggaraan ajang olahraga internasional tersebut. Dengan begitu maka menandai dimulainya upacara pembukaan Olimpiade.

Di tempat penyelenggaraan Olimpiade, api akan terus menyala hingga hari terakhir penyelenggaraan Olimpiade tersebut. Ketika kobaran api dimatikan, artinya penyelenggaraan Olimpiade secara resmi berakhir.

Lihat Video 'Semangat Kontingen Indonesia di Defile Pembukaan Olimpiade Paris':

[Gambas:Video 20detik]



(wia/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads