Jakarta - Meski banyak larangan dari berbagai pihak, Pangeran Harry bersikeras pergi ke Irak. Putra kedua Pangeran Charles-Lady Di itu ingin memperkuat tentara Inggris di negara bekas kekuasaan Saddam Husein itu.Setelah mengikuti akademi militer di Sandhurst, Harry serius menekuni pekerjaannya ini, dan berjanji untuk melayani negara."Tidak ada alasan bagiku untuk keluar dari Sandhurst dan pulang ke istana dan tidak lagi membela negara," ungkap Pangeran Harry seperti yang dikutip dari AFP, Jumat(22/2/2006).Tentu saja Kerajaan Inggris tidak akan tinggal diam. Tentara Inggris telah menyiapkan tempat khusus untuk untuk mengamankan sang Pangeran.Sikap Harry ini semakin meneguhkannya sebagai pangeran yang keras kepala. Dibanding kakaknya, Pangeran William, Pangeran Harry bisa dibilang lebih bandel. Saat berusia 16 tahun, ia sudah kecanduan merokok dan minum alkohol.Meski tidak berurusan dengan polisi, sang ayah mengirimnya ke klinik rehabilitasi minuman keras untuk menghilangkan kebiasaan buruknya.Kebandelan sang Pangeran semakin menjadi-jadi pada tahun 2004. Paparazzi di Australia memergokinya sedang berada di luar klub malam dan mengenakan seragam Nazi, sebagai seragam pesta pergantian tahun.Namun, jiwa sosial sang ibu menular di darah sang Pangeran. Ia berharap, dapat bekerja sama dengan Putri Seeiso Lesotho, untuk melanjutkan kiprah ibunya, mengumpulkan dana untuk disumbangkan kepada orang-orang yang memerlukan. Ia juga berobsesi untuk keliling dunia.Pangeran Harry, dilahirkan pada 15 September 1984. Dia selalu tertarik dengan hal-hal yang berbau militer. Saat masih kecil, ia gemar mengoleksi souvenir-souvenir militer. Di dinding kamar tidurnya di Istana Kensington di London, penuh dengan gambar-gambar tank dan helikopter militer.
(anw/ken)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini