Kemacetan terjadi di Jalan Besakih, Jakarta Selatan, menuju Mega Kuningan imbas proyek galian di Jalan Denpasar Raya. Warga mengeluhkan macet dan tidak ada trotoar yang bisa digunakan pejalan kaki.
Salah seorang warga bernama Andi menceritakan sulitnya jalan kaki di Jalan Besakih akibat macet. Andi hendak ke Kedutaan Besar Belanda untuk mengurus sekolah anaknya di Negeri Kincir Angin.
Pria berusia 55 tahun itu harus memarkir mobilnya jauh dari lokasi karena ada sejumlah proyek galian di Kuningan. Andi harus berjalan lagi untuk sampai ke Kedubes Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tadi saya dari Tebet, harus muter dulu. Biasanya parkir di gedung sebelahnya sini. Ini (parkirnya jadi) jauh. Terus saya jalan ke sini, itu nggak ada trotoar sama sekali. Awalnya saya mau lewat depan, nggak ada trotoar. Ya sudah, deh, saya coba lewat belakang. Kalau ada trotoar, kan nyaman jalannya, ini ternyata nggak ada juga," kata Andi kepada wartawan di lokasi, Jumat (26/7/2024).
Karena tak ada trotoar untuk pejalan kaki, Andi terpaksa lewat pinggir jalan. Dia juga kesulitan saat menyeberang jalan.
"Saya jalan mau nyebrang aja udah diklaksonin sama motor, lah gimana, saya mau lewat mana lagi? Ini kan pejalan kaki gabung sama motor-mobil akhirnya," ungkapnya.
Andi berharap proyek galian cepat selesai. Dia menyarankan pejalan kaki diperhatikan jika ada proyek galian.
"Harapan saya ya semoga bisa cepat selesai. Bangun silakan bangun, tapi jangan lama-lama. Kalau bisa dikerjakan pagi, siang, malam, biar cepat. Terus pikirkan juga pejalan kaki kalau mau bangun proyek," jelas dia.
Seperti diketahui, proyek galian membentang dari persimpangan di Jalan Besakih atau belakang Kedutaan Besar Belanda sampai pertigaan Kedutaan Besar Swiss. Sedianya dua jalur di Jalan Besakih ini berlawanan arah. Namun kini dua jalur tersebut jadi satu arah ke Jalan Denpasar Raya.
Imbasnya, pengendara yang datang dari arah kantor Kadin tak bisa langsung belok ke arah Jalan HR Rasuna Said. Mereka perlu memutar arah ke Jalan Gatot Subroto.
(idn/idn)