Seorang pria di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Asep Saepudin (43) tewas di tangan istri, anak, dan pacar anaknya. Pengusaha aksesori di Bekasi ini dibunuh secara keji saat sedang tidur lelap.
Asep Saepudin dibunuh di kediamannya di Kampung Serang RT 003 RW 004, Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi pada Kamis (27/6) dini hari. Para pelaku sempat membuat skenario pembunuhan Asep.
Sang istri, Juhariah (45) sempat mengaku kepada keluarga Asep bahwa dia dan suaminya itu terlibat cekcok mulut. Juhariah menuding Asep telah berselingkuh sehingga keduanya cekcok mulut yang berakhir korban tewas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kasus ini, polisi menetapkan Juhariah sebagai tersangka. Anak pertama korban dan Juhariah bernama Silvia Nur Alfiani (22), serta pacar anak korban bernama Hagistko Pramada (22).
"Dalam kasus ini, kami menetapkan tiga orang tersangka, yakni istri, anak perempuannya dan pacar anaknya," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya Bennyahdi kepada wartawan di kantornya, Senin (22/7).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Gogo Galesung mengungkapkan korban adalah seorang pengusaha aksesori.
"Usaha aksesori kalung, gelang, yang gitu-gitu. Dia suka ngirim barang ke Lampung," imbuh Gogo.
Berikut ini fakta-fakta pembunuhan Asep Saepudin yang dirangkum detikcom, Selasa (23/7/2024).
![]() |
Motif Beda Pembunuhan
Polisi mengungkap motif di balik kasus pembunuhan Asep Saepudin (43) oleh istrinya sendiri, anak kandung, dan pacar anaknya. Ketiganya bersekongkol untuk membunuh Asep dengan motif yang berbeda.
"Kalau istrinya, pengakuannya itu karena sakit hati. Karena cuma dikasih uang Rp 100 ribu per minggu oleh suaminya," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Tweddi Aditya Bennyahdi kepada wartawan, Senin (27/7).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi AKBP Gogo Galesung menambahkan, motif sang istri, Juhariah, membunuh suaminya adalah alasan tidak harmonis.
"Alasannya karena suaminya tidak romantis, hubungannya sudah tidak harmonis," imbuhnya.
Secara terpisah, Kanit Reskrim Polsek Setu Iptu Nano Romansah mengungkapkan motif sang anak tega membunuh ayahnya karena sakit hati. Tersangka Silvia Nur Alfiani (22) mengaku sakit hati lantaran ayahnya tidak merestui hubungannya dengan pacarnya yang juga tersangka pembunuhan, Hagistko Pramada (22).
"Kalau anaknya itu mengaku sakit hati karena hubungan sama pacaranya sudah lama pacaran 4 tahun, tetapi tidak direstui," kata Nano.
Saat ini ketiganya sudah ditetapkan jadi tersangka dan ditahan. Atas kasus tersebut, mereka dijerat Pasal 44 ayat 3 jo Pasal 5 UU RI No 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, dan Pasal 351 ayat 3 Jo Pasal 55 dan 56 KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Baca di halaman selanjutnya: skenario para tersangka....
Lihat juga Video: Pasutri di Lampung Dibunuh Tetangga, Pelaku Diamankan Warga
Istri Rekayasa 'Percekcokan'
Kanit Reskrim Polsek Setu Ipda Nano Ramansah mengungkapkan usai pembunuhan itu, istri Asep Saepudin, Juhariah, sempat mengabari kakak korban. Dia berpura-pura bilang bahwa dirinya dan suaminya cekcok mulut.
"Yang pertama kali mengabari kakak kandung korban itu istrinya, si J. Dia mengabari kakak korban bahwa korban meninggal," kata Nano saat dihubungi detikcom, Senin (22/7).
Setelah mendapatkan kabar tersebut, kakak korban mendatangi rumah korban di Setu, Kabupaten Bekasi. Waktu itu, kakak korban sudah curiga lantaran korban meninggal dengan tidak wajar.
"Setelah dapat kabar itu, pelapor datang ke TKP. Dilihat memang betul sudah tidak bernyawa, dicek ada lebam di mata, bibir dalam luka robek seperti bekas cekikan," katanya.
Istri Tuding Suami Selingkuh
Juhariah kemudian mengaku bahwa dirinya dan suaminya cekcok sehingga terjadi keributan. Saat itu Juhariah mengaku kepada keluarga korban bahwa korban ketahuan berselingkuh.
"Awalnya dia bilang kalau suamianya selingkuh, cekcok antara dia dan almarhum, sama-sama mencekik, pengakuannya. Kemudian karena menurut pengakuannya almarhum ini mencekik, didorong lah almarhum ini sehingga kepalanya kejedot ke lemari," jelasnya.
![]() |
Korban Tewas Dicekik
Keluarga yang merasa curiga dengan kematian Asep Saepudin ini lantas lapor polisi. Jasad Asep diekshumasi pada Senin (15/7) lalu.
Dari hasil autopsi terungkap Asep mengalami luka cekikan pada lehernya. Korban juga mengalami penganiayaan oleh para tersangka.
"Dieksekusi dengan dicekik oleh ibunya (istri) dan pacar anaknya bersamaan," kata Kanit Reskrim Polsek Setu Ipda Nano Romansah saat dihubungi detikcom, Senin (22/7).
Korban dibunuh saat tidur di ruang tamu di rumahnya pada Kamis (27/6) dini hari. Karena korban melawan, sang anak, Silvia kemudian ikut melakban kaki ayahnya.
"Karena ada perlawanan dari almarhum ini, anaknya melakban kakinya. Karena masih ada perlawanan, helm yang dipakai anaknya terpental, akhirnya helm itu dipukulkan ke korban," tuturnya.
Nano mengatakan saat itu Juhariah dan Silvia memakai helm. Sedangkan Hagistko memakai masker dan sarung tangan.